Walau Berprestasi, Atlit POPMAL Diabaikan Pemda SBB

Atlit POPMAL Diabaikan Pemda SBB

Atlit Kempo Makan Mie Instan

PIRU,SPEKTRUM – Kontingen POPMAL asal Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) kurang diperhatikan KONI dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) setempat selama mengikuti kejuaraan di Kota Ambon.

Kurangnya perhatian KONI dan DISPORA ini menunjukan ketidakseriusan pemerintah Daerah dalam memfasilitasi para atlet SBB.

Padahal, banyak piala yang telah disumbangkan ke Kabupaten SBB, misalnya, dari Cabor Kempo telah menyumbangkan 12 medali untuk SBB, diantaranya 4 medali emas, 5 perunggu dan 3 medali Perak, belum lagi Cabor Pencak Silat yang berhasil menyumbang 9 medali serta cabor lainnya.

Ketidakseriusan Pemkab SBB tersebut diungkapkan pelatih Kempo, Musa Samuel Lisakit kepada Spektrum melalui sambungan telepon selulernya, Kamis (23/11/2022).

Lisakit mengakui jika selama mengikuti Popmal di Ambon Pemda dan KONI SBB terkesan tutup mata.
“Keseriusan para atlet mengikuti kejuaraan di POPMAL sepertinya diabaikan Pemda dan KONI SBB. Padahal, saat pelepasan kontingen SBB, Ketua Kontingen menyampaikan anggaran yang disiapkan sebesar Rp. 700 juta untuk memfasikitasi seluruh kebutuhan atlet selama kejuaraan di Kota Ambon, namun yang tetjadi tidak seperti yang dikemukakan,” katanya.

Ditambahkan, selama pelatihan atlet tidak difasilitasi bahkan terkadang makannya hanya mi onstan dan sayur kangkung.
“Atlit kami diberi makan mi instan, apa guzinya ?” kata Lisakit.

Selain itu, para atlit hanya difasilitasi satu mobil untuk antar dan jemput semua atlit.
“Busa dibayangkan, ribetnya kami, ada atlit yang ikut kejuaraan di Poka pada jam yang ssma ada atlit yang harus ikut kejuaraan di Karang Panjang, kamu seperti ayam tanpa induk,” katanya kesal.

Yang paling mengesalkan, kata Lisakit, setelah atlet Kempo misalnya, tiba di Ambon dan mulai bertanding, KONI dan Dispora SBB tidak menampakan batang hidungnya..
“Kami harus mengurus segala sesuatu sendiri, tidak terlihat orang KONI maupun pegawai Dispora SBB yang mendampingi Kontingen SBB, hingga masuk final baru mulai muncul. Ini sangat keterlaluan,” tegas Lisakit. (MG-06)