AMBON, SPEKTRUM – Kerukunan Keluarga Besar Masyarakat Maluku (KKBMM) mengecam aksi demonstrasi di Jakarta yang dilakukan oleh sekelompok orang mengatasnamakan masyarakat Indonesia Timur termasuk Maluku.
Aksi demo dengan mencatut nama masyatakat Maluku untuk menentang kedatangan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab alias HRS, dinilai hanya untuk memperkeruh suasana. Karena tidak memberi dampak positif terhadap masyarakat Maluku.
Ketua BPW KKBMM Provinsi Maluku, Franklin Nikijuluw, kepada wartawan di Gedung Latupatti Ambon kemarin menilai, aksi sekelompok orang yang mencatut nama masyarakat Indonesia Timur khususnya Maluku, itu tidak menguntungkan Maluku, namun justru lebih memperkeruh suasana.
“Masyarakat diharapkan tidak terprovokasi dan tidak terseret dengan persoalan politik nasional yang justru akan menggores luka bagi masyarakat dari negeri para raja-raja ini. Bangun kebersamaan dalam bingkai persaudaraan agar kita tetap berada dalam kehidupan yang damai dan harmonis yang telah kita jaga dan bangun selama ini,”harapnya.
Kesempatan yang sama, Sekretaris BPW KKBMM Provinsi Maluku, Hilda Rolobessy juga menambahkan, bahwa aksi sekelompok orang yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu, adalah sebuah bentuk provokatif yang dilakukan segelintir orang untuk mau mencoreng nama baik dan merusak tatanan kerukunan masyarakat Maluku.
“Oleh karena itu, kami sangat tidak membenarkan itu. Kami mengecam keras segala kegiatan yang mengatasnamakan masyarakat Maluku,”tandasnya.
Sementara itu, salah satu Tokoh Pemuda Maluku juga Ketua OKK BPW KKBMM Provinsi Maluku, Collin Leppuy mengatakan, mestinya masyarakat Maluku yang ada di Jakarta, lebih fokus kepada hal-hal yang lebih prinsipil dan mendasar yang tidak kemudian membuat Maluku berada pada keadaan lebih buruk.
Seperti kemiskinan, keterbelakangan dan lain sebagainya. Pada prinsipnya, sambung Leppuy, KKBMM mengajak semua elemen masyarakat untuk kemudian lebih fokus pada hal yang nyata agat bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di daerah ini.
“Kita semua memiliki potensi yang besar. Dari pada berfikir untuk ikut-ikutan dalam kegiatan-kegiatan yang sama sekali tidak membawa dampak yang baik bagi Maluku. Maluku ini sudah hidup dalam suasana damai,” tambah Hilda.
“Untuk itu, bagaimana kita berfikir tantang anak-anak Maluku kedepan bisa mendapatkan pendidikan yang baik, dapat menikmati layanan kesehatan yang baik, bisa merasakan sentuhan-sentuhan langsung dari Pemerintah. Hal-hal seperti inilah yang kemudian harus kita lihat,”tuturnya.
Menurutnya, jika kedepan ada sesuatu yang terjadi berkaitan dengan politik nasional di Jakarta, maka diperlukan ada saling koordinasi, agar dapat ditelaa, apakah itu dapat disikapi bersama atau tidak. Jangan sampai, langka satu pihak justru akan melahirkan sesuatu yang tidak efektif bagi orang Maluku secara keseluruhan.
“Kerukunan dan kedamaian yang sudah tercipta di Maluku ini, agar dijaga untuk diwariskan bagi generasi kita. Tanggungjawab kita sebagai orang Maluku hari ini, adalah menularkan pemikiran positif. Kalau kita ikut-ikutan dalam persoalan politik nasional hari ini, maka kita tidak akan bisa memberikan hal positif kepada generasi kita kedepannya,”tegasnya. (S-01)