AMBON, SPEKTRUM – Lima bulan beroperasi, sejak Senin (22/6/2020) sampai sekarang, Posko Covid-19 di 11 titik perbatasan, Laha, Hunuth-Durian Patah, Passo-Larier, Poka-Galala, Kebun Cengkeh, Gong Perdamaian, jalan dr. Latumeten, jalan dr. Sitanala, Soya, Taman Makmur dan Batu Gong, bertugas memeriksa kelengkapan atribut protokol kesehatan, berupa surat keterangan sehat dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) setiap orang dan kendaraan yang melintasi posko yang menghabiskan anggaran untuk makan dan minum sebesar Rp. 5,5 milyar, ternyata dianggap tidak berguna oleh masyarakat.
Ditemui di beberapa tempat posko, Selasa (1/12/2020) warga yang diwawancarai Spektrum mengaku tidak melihat manfaatnya sama sekali.
Seorang guru yang meminta namanya tidak dipublikasikan, malah mengaku heran, sudah sedemikian ketat pengawasan keluar masuk orang ke kota Ambon tetapi kasus terkonfirmasi tidak pernah turun. Ia menyarankan, para petugas itu tidak usah diberi insentif dan anggaran untuk operasional posko ditiadakan, apakah para petugas itu masih tetap bersedia bertugas atau justru kasus menjadi menurun?
“ Tidak tahu manfaatnya. Heran juga, sudah pakai masker tapi tetap diperiksa. Anggaran itu,” ungkapnya.
An, seorang ibu rumah tangga yang ditemui di pasar transit Passo juga mengaku tidak mengetahui tujuan pemeriksaan di pos Passo-Larier. Ia memilih menghindar, bepergian hanya di pagi hari sebelum posko beroperasi dan pulang menjelang malam karena merasa pemeriksaan itu tidak bermanfaat bagi dirinya.
“ Seng (tidak-red). Tidak ada manfaatnya. Petugasnya makan nasi dos dari (menyebut salah satu restoran) enak-enak. Katong (kita-red) dapat periksa,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Aktivitas Kerja Gugus Tugas (Gustu) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon, Benny Selanno yang dihubungi Spektrum via WhatsApp, mengaku bukan kewenangannya untuk menjawab. Ia mempersilahkan Spektrum untuk menanyakan langsung ke Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Demmi Paais.
“Kalau (tentang) Check Point, hubungi badan bencana, nona,” tanggapnya.
Sedangkan sekretaris BPBD Kota Ambon, Eva Tuhumury, yang dihubungi Spektrum via WhatsApp pun menyarankan untuk menanyakan hal ini kepada Kepala BPBD Kota Ambon, Demmi Paais.
Kepala BPBD Kota Ambon, Demmi Paais, menyarankan Spektrum menghubungi Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19, Joy Adrianz ketika dihubungi lewat pesan WhatsApp.
” Ibu kontak Pak Joy Adrianz saja selaku jubir Pemkot,” pintanya. (LEM)