AMBON, SPEKTRUM – Pegiat pariwisata yang juga pendiri Komunitas Ukulele, Nico Tulalessy siap divaksin pertama kali jika diminta untuk vaksinasi serentak mulai tanggal 13 Januari 2021 mendatang.
Hal ini disampaikannya kepada wartawan, Sabtu (9/1/2021) di “Siwang Paradise” usai kegiatan penanaman pohon dan bersih-bersih lokasi wisata di tempat ini.
Ia menyayangkan pernyataan-pernyataan dan isu hoaks yang sengaja dikembangkan oleh oknum tidak bertanggungjawab yang menurutnya hanya membodohi dan membuat bingung masyarakat terkait vaksin Covid-19. Padahal vaksin ini sudah dinantikan hampir setahun lamanya untuk membentuk kekebalan tubuh, menurunkan angka kesakitan dan kematian serta melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh dari Covid-19.
“ Beta (saya) sendiri siap kapanpun beta dipanggil, beta akan vaksin duluan kalau dipanggil karena beta juga ingin sehat,” ungkapnya.
Ia berharap agar masyarakat sadar dengan situasi saat ini dan oknum tak bertanggungjawab menghentikan segala bentuk provokasi karena menurutnya vaksin ini dibuat dengan biaya yang tidak sedikit dan para ahli telah bersedia bekerja keras melalui berbagai penelitian tentunya tidak sembarangan mau memberikannya kepada masyarakat jika tanpa melalui ujicoba ketat. Pasti sudah dicoba oleh ahlinya.
“ Vaksin sudah kita rindukan satu tahun. Orang-orang yang tidak bertanggungjawab membuat isu, seakan-akan vaksin ini kalau pakai, mati. Stop sudahlah. Jangan membuat masyarakat menjadi bingung. Orang butuh hidup. Bekerja untuk ekonomi jalan. Keluarga, anak-anak sekolah, makan., beta melatih satu bulan main ukulele, musti sehat,” tandasnya.
Pemerintah menurutnya tidak boleh hanya tinggal diam membiarkan isu, gonjang ganjing hoaks tentang hal ini menjadi semakin liar. Olehnya ia mengaku sangat gembira membaca berita jika Gubernur Maluku, Murad Ismail bersedia pula menjadi orang pertama yang akan divaksin.
Menurut Tulalessy, para pimpinan di daerah seperti ketua dewan, kepala-kepala daerah dan pimpinan instansi teknis terkait memang sebaiknya divaksin terlebih dahulu untuk menunjukan bukti bahwa vaksin Covid-19 ini benar-benar akan membuat sistem kekebalan tubuh, melindungi dan memperkuat tubuh agar terhindar dari Covid-19. Bilamana perlu ketika divaksin, disiarkan secara terbuka dan luas agar masyarakat benar-benar percaya dan sekaligus mematahkan isu hoaks tersebut.
Jika masyarakat masih ragu, kata Tulalessy, sebaiknya para kepala pemerintah daerah juga memberikan pernyataan bahwa mereka bertanggungjawab jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sebagai jaminan dan menumbuhkan kepercayaan atas keselamatan kesehatan warganya dan keamanan vaksin ini.
“ Orang berpikir begini: katong (kita) dijadikan kelinci percobaan, ini kan orang-orang yang salah mentransfer informasi. Tugas pemerintah menjelaskan kepada masyarakat. Ngomong juga, ada apa-apa, beta bertanggungjawab, supaya orang merasa ada jaminan,” ungkapnya.
Menurut Tulalessy, pemerintah berburu dengan waktu untuk memberi penyadaran kepada masyarakat. Olehnya sosialisasi gencar tentang keamanan vaksin ini harus secepatnya dilakukan secara masif melalui berbagai media. Para jurnalis dan tokoh agama juga harus berdiri di garis depan untuk memberikan pemahaman agar hoaks yang beredar tidak dimanfaatkan dan menimbulkan kekacauan.
“Masyarakat itu akan dipengaruhi oleh oknum-oknum. Ada orang yang memanfaatkan situasi ini untuk membuat rusuh karena dari rusuh dia dapat sesuatu. Pemerintah musti cepat menyadarkan masyarakat,” pintanya. (S.17).