AMBON, SPEKTRUM – Ratusan anak notabenenya pelajar asal Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, belum bisa menjalani proses belajar mengajar.
Kondisi alam memaksa mereka untuk diliburkan, akibat bangunan sekolah rusak saat gempa bumi berkekuatan 6,8 SR (6,5 Magnitudo), mengguncang wilayah Pulau Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Maluku Tengah, Kamis, (26/09/2019).
Beberapa ruangan sekolah ini rusak serius. Pihak sekolah tidak berani melaksnakan kegiatan belajar mengajar, karena gempa bumi susulan masih terjadi sampai sekarang.
“Pernah anak-anak datang, tapi saat terjadi gempa susulan mereka lari berhamburan karena takut dan trauma saat gempa 6,8 SR Kamis 26 September lalu,” ujar salah satu guru SD N 1Tial, kepada Spektrum Online, Rabu, (16/10/2019).
Menurutnya, pihak sekolah ingin menggunakan tenda darurat agar pelaksanaan belajar mengajar bisa berlangsung sementara di tenda darurat. Namun, niat itu belum terwujud, karena pihak penanggulangan bencana belum memberikan bantuan darurat berupa tenda ke pihak SD Negeri 1 Tial.
“Kami ingin proses belajar mengajar dilakukan biar dengan menggunakan tenda darurat. Tapi, sampai sekarang kami masih menunggu bantuan tenda,” ungkapnya.
Diketahui, baik tenaga pengajar dan siswa-siswi SDN 1 Tial ini, sejak Kamis (26/09/2019), hingga Rabu, (16/10/2019), sebagian besarnya masih tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Pihak sekolah tidak berani mengambil resiko untuk melaksanakan proses belajar mengajar, karena selain gedung sekolah rusak, gempa bumi susulan masih terjadi, dan para pelajar SDN 1 Tial itu, rata-rata masih diselimuti trauma.
Selasa, (15/10/2019), mahasiswa Universitas Darussalam Ambon, hadir ke lokasi pengungsian untuk melaksanakan kegiatan belajar sambil menghibur para anak SD Negeri 1 Tial, dengan harapan bisa menghilangkan trauma akibat gempa bumi. (S-14)
