Mantan Kadis Pendidikan Kabupaten SBB dan Rekan-Rekan Didakwa Korupsi
AMBON,SPEKTRUM – Mantan Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Johan Tahiya bersama tiga rekannya, Anwar Patty, Hari Suhadi, dan Misran Welette didakwa Undang-Undang Korupsi oleh Tim Penuntut Umum Kejaksaan Negeri setempat.
Keempatnya, didakwa terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan pakaian gratis bagi siswa SD/MI dan SMP/MTs Tahun 2022, pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten SBB yang merugikan negara sebesar Rp1.081.980,267.00.
Perbuatan para terdakwa di sampaikan tim penuntut umum dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Ambon, Selasa (11/6/2024). Sidang itu dipimpin, Martha Maitimu dibantu dua rekan hakim anggotanya.
Baca Juga:
Dalam surat dakwaan, jaksa menyebut, keempat terdakwa secara melawan hukum telah menawarkan atau menjanjikan untuk memberi atau memberikan hadiah, imbalan, komisi, rabat, atau apa saja ataupun kepada siapa saja yang patut diduga berkaitan dengan proyek dimaksud.
Diuraikan jaksa, pada tahun 2022, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB, mengelola alokasi anggaran belanja modal untuk pengadaan pakain gratis bagi siswa SD/Mi dan SMP/MTs di Kabupaten SBB, yang bersumber dari Dana Alokasi Umum sebesar kurang lebih Rp,4 Miliar.
“Dimana untuk pengadaan pakaian gratis bagi siswa SD/Mi di Kabupaten SBB dianggarkan sebesar Rp, 2. 492,551,845.00. Sedangkan untuk tingkat SMP/MTS dianggarkan sebesar Rp. 2.301.097.050.00,” urai Jaksa dalam dakwaannya.
Baca Juga:
Selanjutnya, terdakwa Anwar Patty mendatangi terdakwa Hari Suhadi pada CV Valiant Dwi Perkasa guna meminjam perusahaan milik terdakwa Hari. Dan hal tersebut disetujui Hari, yang kemudian meminjamkan perusahaannya kepada Anwar Patty, dengan imbalan fee sebesar 2,5 persen dari total nilai kontrak proyek.
Kemudian pada tanggal 10 Maret 2022, Pokja Pemilihan II menetapkan Hari Suhadi selalu direktur CV. Valiant Dwi Perkasa selaku pemenang lelang proyek pengadaan seragam bagi SD/Mi dan SMP/MTs di Kabupaten SBB.
Dalam perjalanan pekerjaan proyek ini terjadi beberapa kali adendum. Selain itu juga terdakwa Anwar patty tidak mengirimkannya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten SBB, akan tetapi terdakwa Anwar patty malah mengirimkannya ke dua alamat berbeda.
Baca Juga:
“Bahwa pengadaan pakaian seragam yang dilakukan terdakwa ini ternyata tidak sesuai kontrak. Hal ini terbukti dengan kurangnya pakaian seragam yang diterima pihak sekolah, bahkan ada sekolah yang sama sekali tidak menerima seragam gratis tersebut,” ungkap Jaksa.
Akibat perbuatan ke empat terdakwa ini, negara dirugikan sebesar Rp. 1.081.980,267.00.
Keempat terdakwa didakwa dengan dakwaan primer yakni melanggar pasal 2 ayat 1 juncto pasal 18 ayat 1,2, dan 3 undang undang nomor 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi juncto undang undang nomor 20 tahun 2021 tentang perubahan atas undang undang nomor 31 tahun 1999 juncto pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHPidana.
Baca Juga:
Dan dakwaan subsider yakni melanggar pasal 3 juncto pasal 18 ayat 1,2, dan 3 undang undang nomor 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi juncto undang undang nomor 20 tahun 2021 tentang perubahan atas undang undang nomor 31 tahun 1999 juncto pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHPidana. (SP-03)
Baca Juga:
Artikel Terkait
