AMBON, SPEKTRUM – Kasus dugaan penyalahgunaan Dana Desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun anggaran 2018 oleh Penjabat Negeri Suli, Habel Suitela, yang dilaporkan tahun 2020, tetap berjalan dan belum dihentikan.
Kepastian belum dihentikannya penyidikan kadus dugaan penyalagunaan DD/ADD Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, diungkapkan pelapor yakni anak – anak muda yang tergabung Persekutuan Jujaro Mungare Negeri Suli.
Salah satu anggota Persekutuan Jujaro Mungare Negeri Suli sebut saja, Helmy telah mendatangi Direskrimsus Polda Maluku tepatnya menemui Kanit II Subdit Tipikor Kompol Laurens Werluka, dan menanyakan perkembangan kasus tersebut.
Pelapor bertemu langsung dengan Kanit II Subdit Tipikor Kompol Laurens Werluka, SH.,MH.
“Informasi yang diterima lewat pernyataan langsung Kanit II Subdit Tipikor, bahwa perkara dugaan penyalahgunaan DD ADD masih terus diproses, kalau ada informasi di masyarakat bahwa perkara tersebut sudah ditutup itu tidak benar.,” tegasnya.
Sementara itu, Kompol Laurens Werluka menjelaskan, bahwa perkara tersebut sementara diproses, tahapannya harus di audit oleh APIP Kabupaten Maluku Tengah.
“Kami harus mendalami siapa-siapa yang terlibat langsung, sehingga dalam penetapan tersangka kami tidak salah,” katanya.
Menurut Werluka perkara selesai apabila telah diputus oleh hakim di pengadilan dan atau telah dilakukannya ganti rugi kepada Negara, karena ini Uang Negara, jadi kalau hasil Audit ternyata ada kerugian, maka harus ada ganti rugi, kalau tidak ada ganti rugi akan di proses ke tahap selanjutnya sampai ke pengadilan.
Sesuai prosedur, lanjut Werluka, setiap perkembangan pemeriksaan perkara, wajib dilaporkan secara tertulis kepada pelapor, dan sampai saat ini belum ada surat resmi bahwa perkara tersebut telah ditutup.
“Kami akan berupaya untuk bisa memproses perkara ini, karena sudah dari 2020 laporan ini diberikan kepada kami,” katanya.
Untuk diketahui, beberapa waktu lslu, Negeri Suli srmpat gempar lantaran beredarnya informasi bahwa penyalahgunaan DD ADD Negeri Suli telah ditutup lantaran salah seorang staf Negeri Suli yang diduga terlibat telah meninggal dunia. (TIM)
