JAKARTA, SPEKTRUM – Hyun Wook Cho, Chief Executive Officer (CEO) dan President Aron Flying Ship Ltd. asal Korea Selatan, optimis berinvestasi di Maluku, terutama pada sektor pariwisata yang dinilainya punya banyak potensi.
“Hal ini disampaikan Mr. Cho kepada CEO Tasageoby Group Stuart Janes sebagai mitranya di Indonesia, setelah dirinya bertemu dan berbincang-bincang dengan Gubernur Maluku Murad Ismail, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Maluku Markus Pattinama, Kadis Perhubungan Provinsi Maluku Muhammad Malawat, Kadis PU Provinsi Maluku Muhammad Marasabessy dan Kepala Bappeda Provinsi Maluku Anton Lailossa di Jakarta, Kamis (2/6/2022) lalu,” ujar Information and Communication Director Tasageoby Group Zairin Salampessy, di Jakarta, Sabtu (4/6/2022).
Selain Mr. Cho dan Stuart, kata Zairin, ikut hadir pada pertemuan tersebut, Director Global Sales & Marketing Aron Flying Ship Ltd. conrad Parker, Commercial Director Tasageoby Group Arfiah Janes, serta Managing Director PT Tasageoby Group Maani Tuasikal.
Menurut Zairin, kepada Gubernur Murad, Mr. Cho menyampaikan hasil kunjungannya ke Kota Ambon dan Masohi, bersama pihak Tasageoby Group yang sementara berinvestasi untuk mengembangkan akses transportasi di Maluku, dengan membeli kapal terbang berteknologi Wing In Ground (WIG) Effek produksi Aron.
Kedatangan Aron ke Maluku, lanjut Zairin, difasilitasi langsung oleh Tasageoby Group, terkait kolaborasi kedua pihak untuk bersama membangun training centre di Maluku, tepatnya di Kota Masohi, yang bukan saja berguna bagi Maluku tapi juga untuk Indonesia.
Training center untuk crew WIG Craft ini, disebut Zairin, merupakan satu-satunya di dunia, di luar Korea Selatan. Mr. Cho sendiri merasa puas dan menyebut lahan yang tersedia the best untuk membangun pusat pelatihan.
“Hasil kunjungan ini disampaikan Mr. Cho kepada pak gubernur. Termasuk rencana Tasageoby untuk membangun pelabuhan atau WIG Port di Kota Ambon dan Masohi yang sangat direspon dengan positif dan antusias oleh Gubernur Murad,” ungkap Zairin.
Pada kesempatan itu, kata Zairin, Mr. cho juga menyampaikan keinginannya untuk memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah Maluku.
“Semua ini karena dukungan Gubernur Murad dalam memberikan kemudahan dalam berinvestasi, yang membuat mereka dari Aron sangat antusias, termasuk keinginan mengembangkan pariwisata di Maluku yang dianggap punya banyak potensi,” tuturnya.
Jika kedepannya sektor pariwisata ini berkembang dengan baik, kata Zairin, maka pihak Aron berusaha mengupayakan kerjasama untuk membuka akses penerbangan langsung dari Korea ke Ambon.
Begitu juga dengan rencana untuk membangun kerjasama Capital City dengan salah satu daerah di Korea Selatan.
Zairin katakan, pada kesempatan pertemuan itu, Mr. Cho mengaku dirinya merasa punya kesamaan pandangan dan feeling dengan Gubernur Murad, sehingga ia yakin kedepan bisa bekerjasama dengan baik. Mr. Cho lantas mengundang Gubernur Murad untuk berkunjung ke Korea Selatan.
“CEO Aron berharap Gubernur Murad akan menjabat kembali sebagai Gubernur Maluku periode berikut, karena dirinya beranggapan dengan begitu kerjasamanya akan lebih maksimal. Dia juga merasa luar biasa melihat komitmen yang diberikan Pemda Maluku kepada pihak Tasageoby Group, dengan menyediakan lahan untuk mendukung pengoperasian WIG craft di Maluku,” papar Zairin.
Sementara itu, CEO Tasageoby Group Stuart Janes menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kadis Perhubungan Provinsi Maluku dan Kadis PUPR Provinsi Maluku, yang langsung direspon baik Gubernur Murad, untuk digunakan Tasageoby untuk membangun main base pada lahan milik Pemda Maluku di samping RS Siloam Ambon.
“Pak Gubernur Murad langsung meminta Pak Kadis PU untuk menyiapkan lahan tersebut, agar bisa kami gunakan untuk membangun WIG Port, hanggar dan beberapa fasilitas lainnya di tempat tersebut,” ujar Stuart.
Jika main base ini sudah siap, pihaknya kata mantan pilot helikopter untuk perusahaan oil and gas di Abu Dhabi selama 40an tahun ini, sudah bisa merencanakan uji coba kapal terbang M80 yang dipasok dari Aron.
“Selama rencana 12 bulan masa uji coba, kami belum melakukan komersialisasi. Nanti setelah masa uji coba ini, barulah dikomersialkan dengan target daerah tujuan Banda Neira, Masohi dan Sawai,” pungkas Stuart.(*)