AMBON, SPEKTRUM – Setelah kader dan pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP di Kabupaten Buru Selatan menolak Safitiri Malik Soulisa sebagai Bakal Calon Bupati, giliran Tokoh Adat di Kabupaten Bursel juga menolak Safitri. Apa Pasal?

Salah satu Tokoh Adat Masyarakat Pegunungan Buru Selatan, William Gewagit meminta PDI-P untuk mempertimbangkan kembali pemberian rekomendasi kepada Safitri Malik Soulissa.

“Kami keberatan lantaran Savitri Malik bukan anak adat asli Bursel, padahal sebagai kepala daerah satu saat dia harus memimpin upacara adat dan lainnya termasuk membahas hak ulayat masyarakat adat, kalau dia bukan anak adat asli bagaimana bisa dia memimpin upacara adat, selain itu dia perempuan kami tak mau perempuan menjadi pemimpin kami,” tegas William saat menghubungi Spektrum, kemarin.

Bukan itu saja, kata dia, banyak permasalahan yang terjadi di Pulau Buru diakibatkan pimpinan di Pulau Buru dipegang bukan anak adat.

“Pulau Buru dipimpin orang dari Maluku Utara, kalau Safitri diberi kesempatan yang sama maka sebaiknya Pulau Buru masuk Provinsi Maluku Utara saja. PDI-P selaku partai besar kalau mau menang usung kader asli Buru Selatan, bayangkan, Savitri yang pada Pileg saja kalah mau diusung sebagai Calkada apa tidak ada kader lain?” tanya dia.

William memastikan, sebanyak apapun partai yang akan mengusung Safitri tidak akan membawa kemenangan.

Menurut William, pihaknya tidak mau lagi dibodohi dengan janji palsu.  “Kami hanya mau anak adat asli Bursel yang pimpin Bursel kedepan, stop tipu-tipu kami,” tegasnya.

Selain PDI-P, pihak Safitri Malik juga mengklaim akan diberi rekomendasikan oleh Partai Nasdem dan Partai Berkarya serta PKPI. Hanya saja hingga berita ini naik cetak kabar tersebut, belum ada keterangan resmi dari tiga parpol tesebut. (S-16)