AMBON, SPEKTRUM – Akibat kelalaian sekolah, siswa SMA PGRI 4 Kairatu di Desa Kamal Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, terancam tidak mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN). Masalahnya sekolah tidak meregistrasi akun (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi).
Padahal, pemberitahuan untuk membuat akun LTMPT telah disampaikan melalui surat edaran dari TIM SELEKSI LTMPT dengan Nomor : 10/SE.LTMPT/2019 tentang registrasi akun LTMPT 2020.
“Dalam surat edaran ini tertulis bahwa registrasi akun dilakukan pihak sekolah dan siswa secara mandiri. Pada point kedua, siswa lulusan tahun 2020 dan akan mengikuti SNMPTN 2020 wajib melakukan registrasi akun terhitung sejak tanggal 02 Desember 2019 hingga 07 Januari 2020,” kata salah satu orang tua siswa yang enggan namanya dipublikasikan kepada Spektrum, Kamis, (09/01/2020).
Selaku siswa di sekolah tersebut, kata dia, anaknya telah melakukan registrasi akun namun pihak sekolah sampai tanggal ditentukan belum meregistrasi akun LTMPT milik sekolah.
Sumbe mengungkapkan, pada 7 Januari 2020 dikeluarkan lagi Surat Edaran Nomor : 01/SE.LTMPT/2020 tentang perpanjangan registrasi akun LTMPT 2020.
“Perpanjangaannya sampai tanggal 09 Januari 2020 pukul 17.00 WIB. Namun sampai saat ini pihak sekolah belum mendaftarkan akun dan memverifikasi akun sekolah. Sehingga Lulusan tahun 2020 SMA PGRI 4 KAIRATU terancam tidak dapat mengikuti SNMPTN tahun 2020,” katanya.
Ketika hal ini disampaikan kepada pihak sekolah, operator sekolah mengatakan bahwa masih ada SBMPTN yang akan dibuka pendaftaran akunnya pada Februari mendatang.
“Kami kecewa dengan pernyataan operator lantaran SNMPTN merupakan jalur masuk perguruan tinggi yang ditunggu oleh siswa siswi berprestasi karena jalur ini tidak melalui tes tertulis melainkan memperhitungkan nilai rapor dan prestasi siswa, sedangkan SBMPTN harus melalui tes tertulis dan prestasi tidak diperhitungkan dalam seleksi ini,” tandasnya.
Seiring dengan perubahan yang terjadi dalam sistem pendidikan nasional, seharusnya pihak sekolah lebih update informasi terbaru mengenai sistem pendidikan. “Percuma memiliki akses Internet, tapi informasi penting seperti ini diabaikan,” kesalnya. (S-16)