AMBON, SPEKTRUM – Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Maluku, Titus Renwarin atas nama Pemerintah Provinsi Maluku meminta maaf kepada masyarakat Maluku atas kejadian saat kunjungan Gubernur Maluku, Murad Ismail di Kabupaten Buru, Jumat (08/07/2022).
“Kami atas nama Pemerintah Provinsi Maluku, meminta maaf kepada masyarakat Maluku dan Jurnalis, “kata Kadis Infokom Maluku, Drs Titus Renwarin, MSi, saat jumpa pers, Senin (11/7/2022).
Mantan Kepala Kesbangpol Maluku yang didampingi Kabag Layanan Komunikasi dan Informatika, Dinas Infokom Maluku, Jhon Rumlawang mengaku, reaksi Gubernur kepada para pendemo secara spontanitas, karena namanya disebut secara pribadi.
”Ini karena aksi demo itu tidak beretika menyebut atau memanggil nama Murad Ismail secara pribadi. Apalagi, Murad Ismail, adalah Gubernur Maluku. Tentu siapapun pasti bereaksi kalau namanya disebut secara pribadi seperti begitu,” kata Renwarin.
Apalagi, dia menduga, aksi demo itu tidak mendapat ijin atau pemberitahuan kepada pihak Kepolisian setempat.
“Nah, biasanya kalau mau demo itu ada pemberitahuan ke pihak Kepolisian. Dari situ pihak Kepolisian sampaikan ke Kesbangpol. Lalu aksi demo itu dikawal dan subtansi demo disampaikan. Indikasinya aksi demo itu tidak ada ijin,” tandasnya.
Meski begitu, dia mengingatkan, maksud baik dan ketulusan Gubernur Maluku, berkunjung di daerah itu di momentum perayaan Idul Adha, mesti tidak dikesampingkan atau diabaikan.
“Mestinya beliau enak-enak saja di Kota Ambon rayakan Idul Adha. Tapi ada niat baik beliau karena sudah 2 tahun baru berkunjung ke Buru. Apalagi, beliau ke sana untuk meresmikan proyek infrastruktur, menyalurkan bantuan dan tanam padi perdana. Jadi memang diakui secara manusia ada sisi negatif, tapi ada sisi positif yang tidak bisa diabaikan,” terangnya.
Ketika disinggung ada upaya lawan politik sengaja menjatuhkan kredibilitas Gubenur, dia membenarkan.
“Apalagi, sekarang ini tahun politik. Tentu ini dimanfaatkan lawan politik. Bisa saja orang memanfaatkan kelemahan ini untuk menjatuhkan kredibilitas beliau. Kami minta maaf sekali lagi, seolah-olah Gubernur mau berkelahi dengan masyarakat. Padahal, tidak begitu. Itu reaksi pribadi terhadap orang-orang yang mengecam beliau secara pribadi. Tentu orang yang kenal pak Gubernur anggap biasa saja. Mungkin yang belum kenal beliau yang menganggapnya luar biasa,” sebutnya.
Sementara itu, untuk kasus perampasan hp milik kontributor Molluca TV di Buru, Sofyan Muhammadia, Renwarin menegaskan, ajudan maupun pengawal memiliki insting mengamankan pimpinannya.
“Saya tidak tahu, apakah saat memutuskan mengambil hp tersebut karena merasa ada ancaman atau tidak. Tapi semua ajudan atau pengawal akan melaksanakan tindakan antisipasi,” jelasnya. (Tim)