Fauzan : Pemerintah Jangan Bisu, Buta dan Tuli dengan Penderitaan Rakyat
AMBON, SPEKTRUM – Akibat hujan turun deras mengguyur Kota Werinama Kabuoaten Seram Bagian Timur (SBT) akibatnya air Sungai Wailisa meluap menyebabkan 60 makam hilang diterjang air.
Kondisi ini bukan pertama kali terjadi di Kota Werinama sebab pada tahun 2021, banjir juga melenyapkan 12 makam di lokasi itu.
Anggota Komisi III DPRD Maluku dapil SBT, Fauzan Alkatiri meminta agar pemerintah tidak boleh tidak hadir dalam kejadian bencana, bahkan pemerintah tidak boleh tuli, tidak boleh bisu dan berdiam diri.
“Kondisi bencana yang repatitif, yang berulang pada satu titik itu menggambarkan ketidakhadiran pemerintah dalam situasi bencana.
Kejadian Werinama ini bukan kejadian pertama. Hilangnya kuburan dari TPU bukan kejadian pertama sebab tahun kemarin ada 12 kuburan yang hilang dan tahun ini ada 60 kuburan yang hilang tanpa ada penanganan serius dari Negara,” tegasnya kepada wartawan, Selasa (12/07/2022).
Fauzan menegaskan, kehadiran negara pada permasalahan bencana karena kewajiban ini bukan hanya pada Pemerintah provinsi atau kabupaten tapi harus juga keterlibatan Pemerintah Pusat.
“Harus ada sinergitas antara Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah Pusat
Karena UU No 22 Tahun 2007 itu dengan tegas menyampaikan bahwa pemerintah harus hadir dalam situasi kebencanaan di Negara ini Jika tidak melihat hal ini, maka kita bisa katakan bahwa pemerintah buta dan tuli dengan penderitaan masyarakat,” kata politisi muda ini.
Diharapkan, setelah rapat koordinasi bersama mitra Komisi III yakni Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Maluku, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, dan instansi terkait lainnya maka permasslahan ini bisa terselesaikan.
“Mudah-mudahan segera ada langkah-langkah konkrit. Tadi sudah ada jaminan dari BWS Maluku, BPJN Maluku, BPBD Maluku dan instansi terkait lainnya bahkan masyarakat yang ada di Werinama siap mengambil langkah partisipatoris untuk menangani bencana yang terjadi,” katanya berharap.
Politisi PKS itu berharap, segera dilakukan penanganan terhadap pinggiran Sungai Wailisa agar tidak terjadi lagi abrasi yang bisa menghilangkan makam-makam yang masih ada. (HS-16)