DOBO, SPEKTRUM – Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P, daerah pemilihan Maluku, Mercy Chriesty Barends melaksanakan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kabupaten Kepulauan Aru. Sosialsiasi ini dipusatkan di Cafe Gospel, Jalan Cendrawasih Dobo, pekan kemarin.
Dalam suasana pandemi, sosialisasi 4 pilar kembangsaan ini mengusung tema ‘Penanggulangan Wabah Covid 19 di Kabupaten Kepulauan Aru sebagai perwujudan kemanusiaan dan keadilan sosial”.
Sebagai pemateri yaitu, Mercy Barends, ST, memaparkan Pentingnya 4 pilar kebangsaan dan kondisi negara saat ini terutama kondisi keuangan negara menghadapi Pandemik Covid 19.
Ananias Djonler, Ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Kepulauan Aru mengulas, Penanggulangan Covid-19 dari perspektif keadilan sosial di Kabupaten Kepualauan Aru. Dan Kadis Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru, Nita Uniplaita, memaparkan update penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Aru.
Para peserta yang mengikuti sosialisai ini adalah, Perwakilan AMGPM Kabupaten Kepulauan Aru, Perwakilan Orang Muda Katolik Dobo, Perwakilan Perempuan Fatayah NU, Perwakilan Badan Komunikasi Remaja Mesjid Indonesia Dobo, Perwakilan Ranting2 PDI Perjuangan Kota Dobo, Perwakilan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kepulauan Aru.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru, Nita Uniplaita, menjelaskan, langkah-langkah yang diambil oleh Dinkes Kabupaten Kepulauan Aru semenjak Covid-19 diumumkan sebagai Bencana Nasional adalah menjaga atau memeriksa penumpang di bandara maupun di pelabuhan serta melakukan sosialisasi atau edukasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Aru dan instansi-instansi lain.
Soal covid-19 yang sudah ada di Kepulauan Aru itu ceritanya, pada 27 Agustus 2020, petugas melakukan pemeriksaan awal dan didapatkan tiga orang reaktif.
Kemudian tiga orang yang reaktif tersebut dilakukan pemeriksaan Swab Test, hasilnya diketahui 20 hari lebih kemudian setelah Dinkes Provinsi menyurati Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru,” ujarnya.
Terhadap perkembangan baru ini, ia mengakui, Pemerintah Daerah sudah menyediakan tempat isolasi agar ke depan bila ada yang reaktif bisa ditempatkan di sana sebab mengingat isolasi mandiri tidak dilakukan secara baik.
“Setelah ketahuan, ada tiga orang yang dilakukan Swab Test positif, maka petugas mengecek kembali tiga orang tersebut yang saat ini sudah dalam keadaan sembuh dan orang-orang yang ada sekitar mereka untuk diperiksa. Oleh karena itu, sekarang ada 50 orang yang sedang diperiksa dan menunggu hasil Swab Test mereka,” ungkapnya.
Mengingat hasil Swab Test terlalu lama kalau diperiksa di Ambon, menurut dia, saat ini sedang diusahakan agar Swab Test bisa dilkakukan di Dobo, hanya saja masih menunggu kedatangan teknisi karena tidak semua orang bisa memahami teknologinya.
Dalam sesi tanya jawab, Ngosiem, Ketua salah satu ranting menanyakan kepada Mercy Barends, bagaimana menyediakan fasilitas internet di Kabupaten Kepulauan Aru? mengingat sebagai orang tua murid masih kesulitan akses internet kepada anak-anak yang belajar jarak jauh maupun biaya pulsa data di Dobo yang masih terlalu tinggi.
Kepada Kepala Dinas Kesehatan, ia menayakan juga bagaimana mendapatkan tempat karantina yang baik? Sebab sebagai pengurus RT, dirinya merasa bingung karena orang yang datang dengan pesawat dan kapal terlalu banyak sementara fasilitas yang tersedia sangat terbatas.
Sementara Yeri Larwuy, berharap agar 3 orang yang sudah terkonfirmasi positif diumumkan agar masyarakat tahu siapa-siapa dan bisa menjaga jarak dengan mereka.
“Bagaimana upaya memberdayakan masyarakat secara ekonomi? Pasar supaya ditingkatkan,” tanya dia.
Peserta lainnya, Meki Ngosiem mengeluh kepada Mercy Barends, setelah ada Covid-19, guru-guru banyak berkumpul di kota Dobo, karena itu meminta Mercy untuk menelpon Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan agar memerintahkan para guru untuk kembali ke tempat tugas mereka.
Kepada Kepala Dinas Kesehatan, ia berharap, bagi tiga orang yang sudah positif jangan dikeluarkan dari Rumah Sakit. “Saat ini yang 50 orang berkeliaran ke mana saja? Rumah Sakit harus meningkatkan kualitasnya,” tanya dia penuh khawatir.
Sedangkan Dedi Weusa menanyakan kepada Ketua PMI, apakah PMI sudah menjalankan tugas utamanya membantu mencari darah bagi masyarakat yang membutuhkan?
Ia berharap, Kepala Dinas Kesehatan, agar gugus tugas bersama-sama dengan Bawaslu untuk memastikan, dalam pilkada serentak 2020 semua tahapannya menjaga protokoler kesehatan.
Peserta lain yakni La Ode, menanyakan bagaimana cara mengatasi dampak ekonomi di pasar? Kebijakan kemudahan membayar kredit di bawah 10 miliar dalam 1 tahun, itu bagaimana karena bank di Dobo – Aru, hanya memberi kemudahan tiga bulan saja.
Peserta lainnya, Selfanay, kesempatan ini menginformasikan, dari 3 orang yang positif itu salah satu adalah warga RT-nya di lokasi Kampung Jawa.
Pertanyaan dan keluhan para peserta itu dijawab oleh pemateri. Kadis Kesehatan Aru menjelaskan, orang yang positif itu juga memiliki hak untuk tidak diumumkan ke publik karena ada aturan yang melarang. Soal Tempat karantina sedang diusahakan.
Ia mengaku, untuk Rumah Sakit Cendrawasih, memang masih banyak kekurangan. Karena itu kesempatan ini Kadis Kesehatan Aru ini meminta kepada Mercy Barends agar bisa membantu memperjuangkan di parlemen DPR RI, Senayan Jakarta.
Menanggapi hal itu, Mercy Barends meminta agar road map pengembangan RS ke depan dibuat sehingga bisa didorong dari Pusat untuk pendanaan programnya.

Sementara itu, Ketua PMI mengatakan, tugas utama PMI memang menyediakan darah. Persoalannya, kata dia, PMI Aru baru dilantik, November 2019, dan setelah mengikuti Munas di Jakarta pada Desember 2019 lalu, sekembalinya dari Jakarta ternyata pandemic Covid-19 sudah ditemukan di Wuhan China. Hal ini yang menyebabkan sekembalinya ke Kabupaten Aru, PMI sudah tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan dana.
Ia mengakui, memang untuk menyediakan darah diperlukan Bank Darah agar darah yang disumbangkan bisa disimpan di laboratorium sampai 1 bulan, namun untuk membangun sebuah Bank Darah harus ada hal-hal yang disiapkan.
Antara lain, harus ada tenaga medis minimal 2 orang yang disekolahkan ke Jakarta dengan catatan harus membuat kontrak dengan Pemda dan PMI untuk mengabdi di PMI setelah selesai.
Kemudian untuk membangun gedung dan fasilitas Bank Darah juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jadi Bank Darah akan diusahakan tapi bertahap.
“Namun untuk memenuhi kebutuhan suplai darah di Dobo, PMI telah membuat Data Base semua pendonor dan PMI sendiri punya group WA sehingga siapapun yang membutuhkan darah begitu menghubungi PMI langsung dilayani,” jelasnya.
Untuk pemberdayaan ekonomi dan kebijakan pembayaran kredit dan lain-lain, diserahkan kepada Fraksi DPRD Kabupaten Kepulauan Aru, kebetulan dalam kegiatan ini, Ingke adalah anggota Pansus Covid-19 di DPRD Kabupaten Kepulauan Aru untuk ditanyakan kepada Dinas atau Instansi terkait. (S-15)