AMBON, SPEKTRUM – Diduga merancang perjalanan dinas akal-akalan ke Manado, sejumlah Anggota DPRD Kota Ambon menggunakan uang Negara untuk menghadiri hajatan kawinan Kadis Pariwisata Kota Ambon.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Spektrum, tidak ada agenda khusus DPRD ke Manado, semua hanya akal-akalan untuk menghadiri hajatan kawinan Kadis Pariwisata.
“Agenda khusus seng ada. Itu mau hadiri acara kawinan saja. Apalagi kalau komisi 1, itu kan mitra Dinas Pariwisata,”ujar sumber Spektrum, kemarin.
Diketahui dari 35 Anggota DPRD Kot Ambon, 10 Anggota dikabarkan tidak berangkat dalam perjalanan itu. Itu berarti, sekitar 25 Anggota DPRD mengikuti perjalanan dinas tersebut.
Seperti yang disebutkan Gunawan Mochtar, Anggota DPRD fraksi PKB, bahwa 1 Anggota mendapatkan SPPD sekitar Rp. 18 juta lebih. Karena hitungannya perjalanan Bogor dan Manado.
“Kalau seng salah itu SPPD Rp. 18 juta sekian,”ujar Gunawan.
Sebelumnya, Gunawan juga menyampaikan kekecewaannya dengan keberangkatan rekan-rekannya itu. Pasalnya, keberangkatan dilakukan sehari pasca penetapan APBD Kota Ambon Tahun Anggaran 2021, pada Senin (30/11/2020).
Menurut Gunawan, keberangkatan itu hanya melibatkan para pimpinan di DPRD Kota Ambon, mulai dari pimpinan DPRD, Ketua-ketua komisi dan ketua-ketua fraksi, serta beberapa Anggota diluar unsur pimpinan yang dianggap adalah orang dekat pimpinan DPRD.
“Pimpinan DPRD itu tidak punya hak par pilih-pilih siapa yang berangkat. Mereka bikin uang negara ini sama deng mereka punya uang pribadi saja. Berangkat ini, yang lain (anggota) sudah duluan, baru kemarin ada (anggota) yang susul, ini berarti ada pilih-pilih,”cetus Gunawan.
Gunawan mengaku, awalnya Ketua DPRD, Ely Toisuta menyampaikan, bahwa mengingat kondisi keuangan Kota Ambon saat ini sedang direfocusing dan mengalami defisit (infonya defisit 200 miliar). Untuk itu, tidak ada keberangkatan dalam bentuk apapun. Namun faktanya, para pimpinan DPRD justru memboyong orang-orang sesuai keinginan.
“Ketua DPRD mulu parlente. Bilang Kota Ambon defisit dan refocusing jadi tidak ada keberangkatan karena tidak ada anggaran, tiba-tiba berangkat. Mereka berangkat kaya pake uang pribadi saja. Kalau hanya untuk berangkat saja diatur siapa yang boleh dan tidak boleh, barang ini lembaga apa sebenarnya. Kita ini sama-sama Anggota DPRD yang dipilih oleh rakyat,”tandasnya.
Gunawan menambahkan, bahwa selain agenda tidak jelas, keberangkatan sekitar 25 Anggota DPRD itu, tidak diatur dalam agenda Badan Musyawarah (Banmus) DPRD.
“Mau berangkat saja pimpinan pilih-pilih. Bukan soal kita gila berangkat, saya pribadi, sekolah sampai kuliah di Jakarta. Tapi ini soal cara-cara yang dipakai selama ini tidak pantas. Ini lembaga apa sebenarnya. Apalagi agenda itu tidak ada di Banmus. Lalu kemudian SPPD itu sekitar Rp. 18 juta sekian. Itu bila perlu BPK, Kejaksaan turun periksa mereka (soal penggunaan anggaran di DPRD),”katanya.
Dia juga meminta, agar segera mengagendakan rapat internal DPRD yang selama ini belum pernah dilakukan.
“Sampai sekarang DPRD itu belum pernah rapat internal. Saya minta rapat, lalu revisi itu Tatib,”desaknya.
Pada kesempatan itu, Gunawan sekali lagi meminta Wali Kota Ambon untuk mencopot dan mengganti Sekretaris Dewan Kota Ambon, Eky Siloy.
“Saya sudah bilang, Sekwan itu harus diganti, kalau Walikota tidak ganti dia (Sekwan), saya akan buka-bukaan di kantor DPRD ini,”ujarnya.
Terkait dengan itu, Sekretaris Dewan yang dikonfirmasi Spektrum melalui telepon seluler menanyakan agenda keberangkatan rombongan anggota DPRD Ambon itu, mengaku tidak ingat apa agenda para pimpinan tersebut.
Ia hanya mengatakan, keberangkatan rombongan Anggota DPRD Ambon di dua kota tersebut, berkaitan dengan kunjungan kerja.
“Itu kunjungan kerja para pimpinan DPRD, Komisi dan fraksi-fraksi. Agendanya apa pasti ada agenda, tapi beta musti liat catatan lagi, beta seng ada dalam ruangan ini,”katanya.
Soal tidak semua Anggota DPRD yang berangkat, Sekwan mengaku bahwa itu diatur oleh pimpinan DPRD.
Sementara terkait agenda Kunker ke Manado yang kabarnya hanya akal-akal untuk menghadiri acara kawinan Kadis Pariwisata Kota Ambon, Sekwan menjelaskan, bahwa pihaknya tidak mengetahui itu.
“Jika agenda tersebut bertepatan dengan acara kawinan, lalu sapa yang mau pele itu. Mungkin anggota berteman atau sebagai mitra kerja, kemudian hadiri acara kawinan itu, seng ada yang salah. Biasa saja,”kata Sekwan. (S-01)