AMBON, SPEKTRUM – Sindiran sekaligus kritikan Gubernur Maluku Murad Ismail terhadap Walikota Ambon Richard Louhenapessy itu, seputar penanganan kasus Covid-19.
Sebab Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku sering disalahkan oleh masyarakat. Padahal, angka kasus terkonfirmasi positif (Covid-19) tertinggi berada di wilayah Kota Ambon.
Gubernur menilai Walikota terlalu cengeng alias padede dalam penanganan kasus Covid-19. Menurut Gubernur Walikota Ambon sangat bergantung dari Pemerintah Provinsi Maluku dalam penanganan kasus Covid-19 di Kota Ambon.
Alasannya, selama ini Pemerintah Provinsi Maluku banyak memberikan bantuan mulai alat rapid test, masker, hingga fentilator ke sejumlah rumah sakit di wilayah Kota Ambon. Olehnya itu Gubernur meminta Wali Kota agar tidak perlu cengeng alias padede.
“Yang menangani itu Walikota Bupati, kebetulan yang punya rumah sakit kita. Untuk itu kita bantu. Tapi walikota jangan terlalu cengeng juga. apa semua harus kita terus. Masyarakat juga sering serang kita. Serang itu Walikota untuk tangani mereka,” tutur Murad Ismail kepada wartawan, di kantor Gubernur Maluku, Senin (15/6/2020).
Gubernur mengemukakan, seluruh kabupaten kota se-Maluku memiliki anggaran penanganan Covid-19 yang bersumber dari APBD.
Menurut Gubernur, APBD kabupaten dan kota untuk penanganan corona jauh lebih besar dari pada yang dipunyai Pemprov Maluku.
“Pemprov punya APBD sama untuk menangani Covid-19. Seluruh daerah punya APBD. Kami punya APBD tidak sama besar dengan mereka (Kabupaten kota). Dan saya harus bantu 11 kabupaten kota. Apa APBD saya bisa tangani 11 kabupaten dan kota? kan tidak,” ketusnya.
Karena itu, Gubernur berharap masyarakat agar tidak sering menyalahkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku.
“Hargai kita dong. Dokter-dokter kita, gugus tugas kita tiap saat rapat tidak pulang ke rumah,” tutur Gubernur.
Di samping itu, Gubernur pun meminta para jurnalis agar menyajikan pemberitaan secara profesional, sehingga masyarakat tidak merasa khawatir atas penanganan Covid-19 di Maluku. (TIM)