Gempa Malut M 7,4 Akibat Penyesaran Dalam Lempeng Laut Maluku

AMBON, SPEKTRUM – Gempabumi Tektonik mengguncang wilayah Provinsi Maluku Utara (Malut), Jumat, (15/11/209) dini hari pukul 01.17.14 WIT atau pukul 23.17.41 WIB. Gempa ini berpotensi terjadinya tsunami.

Kejadian dan parameter gempabumi berdasarkan hasil analisis Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat menunjukkan, informasi awal gempabumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M=7,4 dengan kedalaman 10 km, yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=7,1.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1.67 LU dan 126.39 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 134 km arah Barat Laut Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 73 km.

Jenis dan Mekanisme Gempabumi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).

Dampak Gempabumi:

Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Bitung dan Manado IV-V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Gorontalo dan Ternate III-IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), di Buol II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Peringatan Dini, dan Pengakhiran Potensi Peringatan Dini Tsunami

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini Berpotensi Tsunami dengan status ancaman Waspada untuk daerah Minahasa Utara Bagian Selatan (Sulawesi Utara).

Berdasarkan monitoring muka air Laut (Tide Gauge) menunjukan adanya perubahan muka air laut di Ternate setinggi 6 cm (23.43 WIB), Jailolo setinggi 9 cm (23.43 WIB) dan Bitung 10 cm tanggal 15 November 2019 (00.08 WIB) .

Peringatan Dini Tsunami ini dinyatakan berakhir pada hari Jum’at tanggal 15 November 2019 pukul 03.45 WIT atau pukul 01.45 WIB.

Gempabumi Susulan:

Hingga hari Jum’at, 15 November 2019 pukul 01.20 WIB, Hasil monitoring BMKG adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock) sebanyak 19 kali, dengan M terbesar 5,0 dan terkecil 3,2.


Rekomendasi:

Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah serta agar menjauhi tepi pantai dan sungai.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg.

Demikian rilis Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono ST.,Dipl. Seis., M.Sc, diterima redaksi Spektrum, Jumat, (15/11/2019) dini hari. (S-14)