AMBON, SPEKTRUM – Mendiang Ketua Bappilu DPD I Partai Golkar Provinsi Maluku, Yusri AK Mahedar telah beristirahat di alam keabadian. Ia meninggal dunia Minggu dini hari, (27/12/2020), di Namlea, Kabupaten Buru, Maluku.
Jenazah almarhum telah dikebumikan pada TPU Kebun Cengkih, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Provinsi Maluku, Minggu sore kemarin.
Dia meninggal pada usia 41 tahun. Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai kalangan. Aktivis, politisi maupun pejabat dan mantan pejabat di Maluku.
Kini hanya cerita yang jadi kenangan bagi orang-orang yang mengenalnya. Kabar Dade Mahedar meninggal dunia, membuat kerabat, rekan dan sahabatnya cukup kaget. Mulai dunia aktivis maupun politik.
Di mata mereka, Dade Mahedar (sapaan akrab almarhum Yusri AK Mahedar), adalah sosok pemuda yang berprinsip, dan tekun ketika eksis pada OKP maupun partai politik. Kepergiannya menyisakan duka mendalam.
Hal serupa juga dirasakan M Asrul Pattimahu, Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.
Asrul menyebut salah satu kenangan dangan almarhum, saat pelaksanaan Musyawarah Nasional atau ingat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), di Pekanbaru, Riau tahun 2012 lalu. Sebelumnya sudah saling kenal di Ambon.
Sebagai senior, menurut Asrul, sosok almarhum Dade Mahedar selalu bersikap terbuka dengan juniornya di HMI.
“Kalau almarhum bicara, tidak pernah menganggap junior selaku adik-adiknya. Sebaliknya ia selalu memposisikan diri sama dan biasa saja. Sikap almarhum yang demikian, sehingga para junior kerap mau berdiskusi dengannya,” ungkap Asrul Pattimahu kepada Spektrum sepibtas mengenang sosok almarhum.
Kadang, dalam berdebat serius pun, almarhum tetap bersikap santai dan diisi dengan candaan. Kalau dengan junior, tidak sedikit masukan yang beliau terima jka dianggap baik.
Baca Juga: Ketua Bappilu Golkar Meninggal, Gubernur Melayat
“Almarhum tidak segan-segan memuji pikiran atau pendapat yang menurut almarhum baik, meski itu junior sekalipun. Itu yang membuat almarhum bisa dekat dengan banyak generasi di HMI, termsuk juga di KNPI. Karena itu kami kepergiannalmarhum meninggalkan duka bagi kami,” ungkap Asrul Pattimahu, yang juga Sekretaris Umum KAHMI Kota Ambon.
Hal serupa juga dirasakan Said Patta, Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah dari Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.
Setelah dapat kabar duka, Said hanya bisa sepintas mengenang sosok almarhum yang sudah dikenalinya sudah dekat.
Ia mengaku kaget ketika mendengar kabar duka ini. Sebab, bagi dia, Almarhum merupakan sosok senior atau kakak yang baik pernah ia kenal.
“Tentu kami sangat berduka cita untuk Almarhum. Beliau senior HMI terbaik yang saya kenal. Almarhum tidak pernah marah kalau junior bikin (Almarhum) tersinggung,” ungkap Siad Patta kepada Spektrum usai pemakaman jenazah almarhum.
“Walaupun marah beliau tetap sapa kita selaku adik-adiknya. Bahkan berpapasan dengan beliau,, tidak membuang muka (alih pandangan dari kita),” tutur Said.
Baca Juga: Yusri Mahedar Meninggal, Golkar Maluku dan Rekan Berduka
Semasa eksis jadi aktivis di HNI hingga KNPI, menurut Said, Almarhum Dade Mahedar, sikapnya selalu dewasa dalam pikiran. Bahkan bila mendengar ada junior dimarahi atau seteru dengan senior, disini almarhum selalu dewasa dan mengabil peran selaku penengah.
“Almarhum selalu bangun komunikasi yang intinya nasehat. Saya tau beliau orang baik. Setiap diperhadapkan dengan situasi politik apapun beliau tetap bangun komunikasi untuk diskusi,” tambah Siad.
“Terakhir waktu pertengahan November 2020, beliau telepon saya untuk diskusi persoalan hukum dengan PDIP. Tapi sebagai senior dan junior Kami saling berikan nasehat. itulah karakter Bang Dade Mahedar yang selalu mau diskusi dengan kita. ,” ungkapnya.
Said mengakui, almarhum selalu tekun dalam mengemban amanah yang diberikan baik saat masih menjadi aktivis hingga terjun ke dunia politik.
“Beliau hebat san tetap konsisten dalam pilihannya. Sejauh yang saya tau, almarhum hampir tifak pernah mendikte junior-juniornya saat sejalan atau tidak dengannya,”
“Faktanya saat beliau mencalonkan diri sebagai Ketua KNPI Kota Ambon beberapa waktu lalu, saya juga lawan beliau. Tapi almarhum tidak pernah marah apalagi dendam,” terang Said Patta. (S-14)