NAMLEA, SPEKTRUM – Tambang emas di gunung botak, Pulau Buru, Provinsi Maluku akhirnya jebol. Para penambang liar menyusup menggarap logam mulai yang terkandung di perut Gunung Botak. Mereka masuk di saat seluruh stakeholder serta aparat keamanan khususnya Kepolisian, fokus mengurus wabah Coronavirus 2019 (Covid-19), yang tengah menjalar di wilayah Provinsi Maluku termasuk di Kabupaten Pulau Buru.
Padahal kawasan pertambangan emas Gunung Botak itu, sebelumnya telah ditutup di masa mantan Kapolda Maluku Irjen (Pol) Royke Lumowa, pada 2018 lalu. Namun tambang emas yang berlokasi di Dusun Wamsait, Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, itu, justru kembali dibobol para penambang liar alais illegal.
Sejumlah warga terlihat memanfaatkan situasi Covid-19, untuk kembali beraktifitas di tambang emas gunung botak,Kabupaten Buru tersebut.
Beberapa cara ditempuh para penambang liar untuk beraktifitas dilokasi tambang, yakni pada malam hari yang mana diperkirakan ada 7 tembak larut dengan masing-masing karyawan dalam satu paritan berjumlah kurang lebih lima orang penambang atau pekerja.
Sementara cara lain seperti kodok-kodok yakni penggalian material dengan cara manual, yang diperkirakan melibatkan kurang lebih 15 pekerja. Pula cara karpet manual, dan mendulang yang diperkirakan kurang lebih 10 pekerja.
Ironisnya, dari informasi yang diperoleh, aktifitas para penambangan illegal ini, ditengatai juga diketahui petugas PAM yang ada di areal Gunung Botak. Bahkan kabarnya, para penambang liar tersebut juga membayar uang masuk sebesar Rp. 600.000 uang pelicin ini diberikan penambang illegal kepada petugas Pos PAM yang berjaga di kawasan tersebut.
Informasi lain yang diperoleh Spektrum, para penambang liar ini, mereka masuk untuk mendulang emas Gunung Botak, notabenenya adalah warga dari luar Pulau Buru.
Soal ini, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Maluku, Kombes Polisi Mohamad Roem Ohoirat, yang dikonfirmasi Spektrum Jumat, (17/04/2020) mengatakan, pihaknya akan menindak tegas para penambang yang memanfaatkan kondisi corona untuk melakukan aktifitas dilokasi gunung botak.
Ohoirat mengakui, ada yang memanfaatkan situasi di saat aparat Kepolisian tengah fokus dalam menangani Covid-19.
“Mungkin ada yang berusaha untuk memanfaatkan celah dimana konsenterasi aparat keamanan dalam menangani wabah corona virus, sehingga mereka berusaha masuk diam-diam. Namun pastinya kami akan menindak tegas siapapun yang terlibat,” tegasnya.(S-01)