AMBON, SPEKTRUM – Sepekan terakhir Desa Buano Utara Kecamatan Waesala, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) terndam banjir, akibat hujan deras menyebabkan telaga Namaola meluap. Tercatat ada 112 ruma dan Ada 141 KK memilih mengungsikan diri ke tempat aman.

Pemuda Beilohi Amalatu (Ulat) Kota Ambon, kamis (5/03) menggelar konser amal untuk membantu saudara mereka di Negeri Buano, Kabupaten Seram Bagian Barat. Negeri Buano dan Negeri Ulat sendiri memiliki hubungan darah dalam adat istiadat Maluku.

Penggalangana dana Pemuda Beilohi berkolaborasi dengan Perkumpulan Pemuda Ulat di Kota Ambon dengan sejumlah seniman Maluku. Konser amal dipusatkan di salah satu ruas jalan kawasan Belakang Soya, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Kamis (5/3).

Konser berlangsung siang hingga malam hari. Konser jalanan itu mengundang antusiasme warga yang melintas. Ketua Perkumpulan pemuda Beilohi Amalatu (Ulat), Robert Sapulette kepada Spektrum menjelaskan, donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk korban bencana banjir di Negeri Buano dalam bentuk barang yang telah dibelanjakan. kegiatan tersebut adalah bagian dari rasa empati sebagai “ade bongso” terhadap “kakak” (hubungan saudara dalam adat).

“Nantinya, donasi yang terkumpul, akan diberikan dalam bentuk barang yang dibutuhkan oleh saudara saudara di Buano. Seperti, kita akan membeli alkon, sekitar 6 unit, agar mereka bisa menarik air yang masuk. Karena air yang menyebabkan banjir di Buano itu, adalah air kiriman. Selain itu, ada juga Sembako, kita siapkan, dan rencananya akan dikirim pada Sabtu pagi nanti,”tutur Robert.

Diektahui akibat hujan deras beberapa waktu lalu menyebabkan Telaga Namaola meluap hingga merendam sebanyak 112 unit rumah milik 141 Kepala Keluarga (KK), di  Desa Buano Utara, Kecamatan Waesala, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Ketinggian air kurang lebih 1.  Sudah sepekan terakhir kondisi rumah warga masih terendam. Warga masih memilih mengungsi ke rumah keluarganya di dataran tinggi.

Selain rumah warga tergenang air, fasilitas umum seperti sekolah dan fasilitas kesehatan aktivitasnya ikut terganggu (tidak berfungsi normal). Ini akibat hujan deras yang memicu ketinggian air di Telaga Namaola melebihi kapasitas daya tampungnya.

Pemda SBB dan DPRD SBB, Sabtu 29 Februari lalu, telah melakukan rapat dengar pendapat untuk mencari solusi demi menangani kondisi Telaga Namaola yang meluap hingga menggenangi rumaha rumah warga.

Soal ini Ketua BPD Buano Utara, Bakri Nanlette kepada wartawan kemarin mengatakan, saat anggota DPRD Maluku sudah turun langsung ke lokasi, namun belum ada perhatian Pemda Kabupaten SBB terhadap warga yang terserang bencana alam tersebut

“Anggota DPRD Maluku yang turun itu adalah Hatta Hehanussa. Ia melihat langsung kondisi air Telaga Namaola yang merendam 112 rumah warga. Ada 141 KK memilih mengungsi, dan belum diperhatikan Pemda SBB,” kata Ketua BPD Desa Buano Utara Bakri Nanlette.

Padahal, Pemda SBB melalui Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) dan Dinas Sosial SBB sudah meninjau sekaligus memberi sembako kepada para warga yang menjadi korban. Bahkan, dalam rapat dengar pendapat DPRD SBB dan Pemda SBB, Sabtu, 29 Februari LALU, juga dihadiri Sekda SBB Mansyur Tuharea, pihak Dinas Sosial SBB, Dinas PUPR SBB, BPBD SBB, dan Litbang untuk mencari solusi.

Rapat dimaksud untuk mencari solusi agar kedepan, air telaga Namaola itu tidak kembali meluap. Pemda SBB telah mengusulkan untuk bagaimana masalah ini tidak terjadi setiap tahunnya saat musim hujan.

“Mungkin mesin dibeli untuk menyedot air, membuat saluran, atau cara terbaik seperti apa untuk menangni msalah hal ini,” ujar Sekda SBB, Mansyur Tuharea dalam rapat tersebut.

Soal pantauan Anggota DPRD Maluku kemudian dikelukan oleh warga, tetaqp didengar dan selanjutnya membangun koordinasi antara Pemda SBB dan instansi teknis di Provinsi Maluku guna menangani masalah ini.

Diketahui banjir yang melanda rumah warga Desa Buano Utara sejak 26 Februari lalu, hingga kini baru pihak BPBD Kabupaten SBB yang datang dan membawa bantuan Sembako. Dinas Sosial juga turun ke lokasi.

Bantuan dan perhatian belum maksimal. Sehingga warga berharap ada langkah penanganan selanjutnya. Sebab kurang lebih 700 jiwa warga Buano Utara yang rumah mereka terendam, sampai saat ini masih butuh bantuan dan solusi dari para pengambil kebijakan.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku, Hatta Hehanussa menegaskan, akan membawa masalah ini ke komisi untuk dibicarakan bersama.

“Tentunya akan kita undang pihak Balai Jalan dan Jembatan maupun Balai Wilayah Sungai untuk mendengar pendapat seperti apa,” katanya.

Hingga kini, belum ada perhatian Pemerintah Kabupaten SBB, atas kondisi masyarakat yang menjadi korban bencana alam ini. (S-01/MG-06/S-06)