AMBON, SPEKTRUM – Kapolda Maluku Irjen Pol. Refdy Andry bakal dipanggil Komisi I DPRD Maluku terkait bentrokan antar warga di seputaran Asrama Militer OSM Kelurahan Wainitu Kecamatan Nusaniwe, dan di kawasan IAIN Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon, pekan lalu.
Rencana pemanggilan ini dikemukakan anggota Komisi I DPRD Maluku, Benhur Watubun kepada Spektrum melalui sambungan teleponnya, akhir pekan keamrin.
“Komisi I DPRD Maluku bakal mengundang Kapolda Maluku, Irjen. (Pol) Refdy Andre untuk dimintai penjelasan terkait kondisi keamanan Kota Ambon setelah terjadi bentrok di OSM Kelurahan Wainitu Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon dan di Kawasan IAIN di Kebun Cengkeh Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Kamis 11 Desember 2020 lalu,” katanya.
Bukan itu saja, Watubun.juga meminta agar Kapolda Maluku dan Pangdam XVI Pattimura berkoordinasi dalam rangka memelihara Kamtibmas di Kota Ambon.
Sebab, bentrokan antar warga yang terjadi di kawasan OSM tepat berada di Asrama Militer TNI AD. “Ini harus disikapi serius karena ada perkampungan militer di kawasan ini,” tandasnya.
Selain itu, Watubun mendesak Danrem 151 Binaiya, Brigjen (TNI) Arnold Ritiauw agar mencopot Kepala Asrama Militer OSM.
“Kawasan tersebut merupakan asrama militer, bagaimana bisa diserang dari depan, belakang dan sebagainya. Bagaimana ini kan bikin kacau,” tegasnya.
Apalagi, kata dia, kejadian ini bukan pertama kali dan telah terjadi berulang kali. “Lantas apa fungsi Kepala Asmil OSM mestinya kejadian tersebut segera dilaporkan atau diatasi secepatnya, kalau tidak, ini potensi kacau, kepala asrama dicopot diganti dengan orang yang kredibel disitu,” katanya.
Sementara itu, Kapolda Maluku, Irjen Pol Refdy Andri menilai keamanan Ambon sangat kondusif.
“Riak-riak yang terjadi sudah diselesaikan Kapolres Ambon, siapapun yang melakukan itu diberikan pemahaman bagaimana arti pentingnya kedamaian, Kamtibmas di Kota Ambon,” kata Rifdy saat berkunjung ke DPRD Maluku, Jumat (11/12) lalu.
Dikatakan, persoalan yang tetjadi telah dilakukan perdamaian antara kedua belah pihak dan setelah itu tidak ada lagi gejolak.
“Tentunya kita berharap hal serupa, jangan terjadi lagi di masa depan. Karena bagaimanapun itu terjadi akan merugikan daerah sendiri dan merugikan persatuan dan kesatuan sudah terbangun sangat kuat,” tandasnya. (S-16)