AMBON, SPEKTRUM – Hujan deras mengguyur Kota Ambon dan sekitarnya sejak siang hingga malam, Sabtu (03/10/2020), mengepung 53 titik di empat kecamatan. Akibatnya lebih dari 200 Kepala Keluarga mengungsi karena banjir dan longsor. Data sementara, 120 rumah warga rusak. Beberapa fasilitas umum juga rusak.
Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengakui, akivat banjir dan tanah longsor Sabtu malam lalu, menyebabkan 120 rumah warganya rusak. Ia menyebutkan, empat kecamatan terdampak adalah Sirimau, Leitinur Selatan, Baguala dan Nusaniwe. Sedanhkan tanah longsor meliputi terjadi di 163 lokasi.
“Sementara kami masih siapkan datanya. Data yang ada saat ini sekitar 163 titik longsor, dan 120 rumah rusak. Nanti kita verifikasi lagi,” kata Richard dalam keterangan persnya di salah aatu Hotel di Kota Ambon, Senin (5/10/2020).
Menurut dia, banjir dan tanah longsor juga telah merisak fasilitas umum. Antara lain, jalan, talud penahan sungai, instalasi air bersih serta jembatan. Sementara ini, BPBD Kota Ambon masih memverifikasi dampak kerusakan yang diakibatkan bencana banjir dan tanah longsor tersebut.
“BPBD sementara verifikasi (data), tujuannya memperoleh data yang benar dan jelas,” kata Walikota.
Ia juga mengaku, Pemkot juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Maluku, termasuk Balai Sungai – Balai Jalan. Tujuannya, untuk penanganan dampak kerusakan akibat banjir dan tanah longsor.
“Sebagai Ibukota Provinsi Maluku, untuk itu kita koordinasi dengan semua instansi, sehingga bersama dapat mencari solusi. jangan sampai Pemkot Ambon sendiri yang menanggungnya,” tukasnya.
Disamping itu, Pemkot Ambon telah melaporkan data sementara kepada BNPB dan Pemerintah Pusat soal banjir dan tanah longsor di Ambon.
“Sesuai protap penanganan bencana, saya sudah minta Bappeda untuk konsultasi dengan Pemerintah Pusat, agar mengantisipasi kondisi yang terjadi saat ini,” kata dia.
Diketahui, bencana banjir dan lobgsor kawasan yang terparah di Kecamatan Sirimau. Sebanyak 14 desa dan kelurahan tercatat 13 desa – kelurahan yang terdampak bencana alam ini. Cuma satu kelurahan, dalam hal ini Pandan Kasturi, tidak terdampak banjir dan longsor.
Sementara itu, Anggota DPRD Maluku dapil Kota Ambon, Ayu Hasanussy meminta pejabat lingkuk Pemkot Ambon agar tidak saling menyalahkan.
“Kita tidak boleh saling menyalahkan, pemerintah telah berbuat sebaik-baiknya dengan menyiapkan gorong-gorong, selokan dan lainnya, tapi masyarakat juga harus menjaga kebersihan. Banjir terjadi lantaran saluran air tersumbat akibat sampah sehingga meluber ke mana-mana,” katanya.
Selain itu, ada beberapa talud di kawasan pemukiman, tinggi air melebihi saluran pembuangan talud tersebut. “Contoh-contoh diatas adalah salah satu penyebab banjir melanda Kota Ambon,” jelasnya.
Ia berharap, kedepan ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat kata Ayu, harus menjaga kebersihan dan memelihara gorong-gorong dan saluran air.
“Gorong-gorong yang ada tidak boleh diapa-apakah, jika ada yang rusak segera lapor ke perangkat desa agar diperbaiki,” katanya.
Ayu juga berharap, Pemerintah Kota Ambon bersikap tegas dalam pembangunan.
“Banyak rumah penduduk yang dibangun tanpa IMB, jangan hanya perhatikan di depan saja, tapi juga dibelakang karena salah satu penyebab bencana banjir longsor dan lainnya akibat pembangunan kawasan pemukiman yang semrawut,” terangnya.
Pemkot Ambon harus tegas dalam mengeluarkan IMB, tidak bisa begitu ada permintaan langsung dipenuhi. (S-16/S-14)