AMBON, SPEKTRUM – Gugus Tugas Provinsi Maluku mencatat, kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 72 Dari jumlah itu, 17 orang telah sembuh, 5 orang meninggal dunia, dan 50 pasien masih dirawat pada tujuh rumah sakit di Kota Ambon. Selain itu, 24 orang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan 50 lainnya kategori Orang Dalam Pemantauan atau ODP.
Terhitung dalan waktu 4 hari atau belum sepekan, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Maluku sebanyak 40 kasus. Mereka sementara dirawat di beberapa rumah sakit di Kota Ambon.
Untuk rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan pasien Covid-19 masing-masing RSUD dr. M Haulussy Ambon, RSUP dr. Johanes Leimena Ambon. RSUD dr. P.P Magretti Saumlaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Rumkit Tk II dr. J.A Latumetten Ambon, RSAL dr. F.X. Suhardjo Ambon, RS Bhayangkara Ambon, dan 11 RS Kabupaten/Kota sebagai pusat rujukan di tingkat kabupaten/kota.
Baca juga : 13 Tenaga Medis RSUD Haulussy Ambon Positif Terpapar Corona Virus
Berdasarkan data Gustu Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku yang di rangkum tim redaksi Spektrum membeberkan, peningkatan kasus positif Covid-19 di Maluku, terjadi sejak Selasa 12 Mei hingga Jumat 15 Mei 2020.
Ringkasannya, Selasa 12 Mei 2020 yakni 14 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Rabu 13 Mei 2020 tambahan 12 kasus, 1 kasus diumumkan Kamis 14 Mei 2020.
Tambahan 13 kasus baru di Jumat 15 Mei 2020. Mereka adalah tenaga medis dan pegawai dari RSUD dr. Haulussy Ambon, positif tertular Covid-19.
“Mereka yang terkonfirmasi positif Covod-19 sementara dirawat di beberapa rumah sakit,” ungkap Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku di Ambon, Jumat (15/05/2020).
Ia membenarkan hingga Jumat 15 Mei 2020, total kasus Covid-19 se-Maluku sebanyak 72. “Dari puluhan kasus itu, 17 orang sudah sembuh, 5 orang meninggal dunia, dan 50 pasien masih dirawat, di rumah sakit,” jelas Kasrul.
Baca juga : Jenazah AH Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19 di TPU Hunuth Ambon
Dengan peningkatan kasus dalam empat hari itu, Kasrul mengimbau masyarakat untuk bisa sadar akan ancaman pandemi ini.
“Anjuran yang sudah disampaikan mohon untuk ditaati. Jika masyarakat sadar, tentu itu sangat membantu tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi maupun kabupaten dan Kota, dalam memutus mata rantai penyebaran virus ini,” anjur Kasrul.
Diketahui lima warga di Maluku yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 masing-masing berinisial HT, LS, MA, DAS dan AH.
Tracking Harus Akurat
Tracking atau pelacakan kontak merupakan langkah antisipasi dan pencegahan guna membantu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di semua tingkatan, untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19.
“Hemat saya, tracking atau pelacakan terhadap jejak orang terkonfirmasi positif Covid-19 itu, patut dilakukan dengan cermat dan akurat,” ujar Is Pelupessy, ASN Kantor LIPI Ambon, saat dimintai komentarnya oleh Spektrum di Ambon, Jumat malam, (15/05/2020).
Baca juga : Support Warga Buat Perawat Positif Covid-19 di Kairatu Mengharukan
Jika tracking tidak akurat, sebaliknya akan membuka ruang terhadap wabah Covid-19 berkembang, atau tetap hidup dan meluas lagi.
“Agar virus ini tidak menjalar ke mana-mana, baik yang terkonfirmasi positif maupun mereka yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19, harus jujur, .menyampaikan kepada gugus tugas, agar mudah dilacak dan ditangani,” jelasnya.
Rata-rata yang terpapar Covid-19 adalah mereka yang pernah kontak langsung dengan pasien positif Covid-19 itu sendiri.
“Sederhana saja, kalau di daerah yang zona merah kemudian kita kesitu, otomatis bisa terjangkit,” timpalnya.
Aktivis di Forum Kajian Pamanawa Community ini menambahkan, perlu adanya sistem informasi tracking yang komprehensif dengan melihat perkembangan pasien Covid yang diduga sudah melalui transmisi lokal. Pula dibutuhkan sistem tracking yang kuat melihat fenomena naiknya pasien dengan rentang waktu belum 1 minggu sudah tinggi.
Pelacakan kontak atau tracking, lanjutnya, adalah sarana utama untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular seperti Covid, adalah konsep yang digunakan mendeteksi jumlah orang yang terinfeksi setelah melakukan kontak dekat dengan kasus positif penyakit.
Baca juga : Potong Pele Covid-19 Kios dan Tempat Mangkal Pemuda Urimesing Kota Ambon Dibongkar
“Karena itu, penting melakukan penelusuran kontak dan mengendalikan pergerakan orang yang sudah berpotensi tertular tadi,” jelasnya.
Melihat demografi kota Ambon yang padat dan kecil, kata dia, mungkin sistem tracking perlu di evaluasi. Seperti kasus di Kota Ambon ada kegagalan sistem tracking (disinformasi).
Selain itu, evaluasi sangat penting sehingga bisa memaksimalkan informasi perjalanan pasien Covid-19 yang sudah melalui transmisi lokal.
“Perketat aturan keluar masuk orang guna meminimalisir dampak, khususnya zona merah,” harapnya.
Ia mensuport penuh adanya perhatian terhadap para tenaga kesehatan (dokter dan perawat) di Maluku, dan khusus kota Ambon yang terdampak baik moril (psikologi), dan kesejahteraan mereka.
“Kita turut berduka untuk lima warga yang telah meninggal dunia. Kita doakan agar mereka yang masih dirawat segera sembuh. Mari sama-sama kita sadar, dengan mau mentaati anjuran yang ada, sehingga wabah ini cepat berlalu,” pungkasnya. (TIM)