AMBON, SPEKTRUM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku melakukan mitigasi, memperkuat dan menambah intensitas koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mewaspadai fenomena La Nina di Maluku yang kemungkinan terjadi sampai Maret 2021.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Provinsi Maluku, John Hursepuny kepada Spektrum, di ruang kerjanya, Senin (26/10/2020).

Kendati Maluku saat ini sudah memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau namun fenomena alam dapat sewaktu-waktu berubah karena adanya perubahan iklim.

Dari BNPB, lanjut Hursepuny,  tanggal 11 Oktober 2020, sudah menyampaikan agar di daerah mendapatkan perhatian khusus  sebagai langkah antisipasi. Provinsi mem-back up kabupaten kota dalam upaya-upaya pencegahan. Menyiapkan kesiapsiagaannya.

“Dulu bisa prediksi tapi dengan perubahan iklim tidak bisa diprediksi,” ungkapnya.

Ia berharap, BPBD kabupaten kota mempunya jaringan sampai ke masyarakat agar semua informasi tentang kondisi cuaca dan iklim dapat diketahui masyarakat luas sehingga masyarakat dapat bersama-sama melakukan pencegahan atau kesiapsiagaan.

“Yang tinggal di bantaran sungai dan lereng-lereng bukit, gunung, di kemiringan. Bila kondisi cuaca buruk, mengungsi dulu sampai keadaan aman,” pintanya.

Mitigasi yang dilakukan BPBD selain menginformasikan prakiraan cuaca dan peringatan dini, kata Hursepuny,  menyiapkan sarana prasarana, logistik dan peralatan juga. Apalagi di masa pandemi ini, penyiapan tempat-tempat pengungsian harus dua kali lipat bagi wilayah yang rawan banjir.

 “Dulu ditentukan ada tiga. Sekarang musti enam. Tidak sama saat normal. Harus diatur. Kapasitasnya maksimal hanya separuh. Pastikan peralatan, alat-alat berat untuk antisipasi bisa cepat dibersihkan,” ujarnya.

Ia juga meminta kabupaten kota melakukan koordinasi dengan OPD lain seperti Dinsos, PUPR, Dinas Kehutanan kabupaten kota maupun BMKG, sebagai  upaya antisipasi jangka panjang. Misalnya dengan memperbaiki  dan memperkuat Daerah Aliran Sungai (DAS) di bagian hulu, daerah resapan air dan juga drainase.  

“Untuk DAS, Dinas kehutanan memperkuat DAS. Bagian hulu kondisinya bagaimana? BMKG ada informasi harian, mingguan dan bulanan. Kondisi cuaca ekstrim segera cepat diinformasikan,” terangnya. (S.17).