Catatan : Levinus Kariuw, Pendiri Harian Spektrum
BU MARTIN alias Tenggo itu sapaan akrab beta kepada dirimu, beberapa jam lagi engkau akan dimakamkan, dan beta ingin mengulas sedikit perjumpaan dengan dirimu, dididik oleh dirimu bahkan pernah sama-sama berjuang membesarkan Harian Spektrum.
Musti jujur beta bilang, beta bisa seperti saat ini, karena didikanmu,selain pak Agust Patty, Bu Fredy Wahon, Joz Diaz, Edy Diaz, bu Gaundensius Mau dan lainnya.
Tenggo, Hari ini, 25 November 2020 ulang tahun usia pernikahanmu ke-16, hari ini juga ulang Tahun Anakmu yang sulung putri semata wayangmu, Sastin ke-16, namun hari ini juga ale akan dimakamkan kawan…
Setelah Senin 23 November 2020 pukul 18.00 Wit, ale menghembuskan nafas terakhir di RSUD dr Haulussy Ambon, didampingi istri terkasih Sas Matakena, anak Sastin serta sebagian keluarga besar…
Aer mata tumpah ketika jemari beta menyentuh tust keyboard laptop untuk membagi pengalaman hidup denganmu.
Ketika mendengar kabar ale meninggal dunia, beta seng bisa menulis apapun di beranda facebook beta. Beta sangat sedih bro, sebab sekalipun katong sering berbeda paham politik, bertengkar ide, namun ale tetap Guru, Senior, Sahabat dan saudara beta.
Hari ini 20 tahun lalu, tepat Tahun 2000 sudah 1 bulan 9 hari beta menjadi anak buahmu di Harian Umum Siwalima (Saat ini harian Pagi Siwalima).
Perjumpaan yang tidak biasa dengan Pemilik Koran Harian Siwalima pak Agus Patty dan Bu Fredy Wahon di kantor harian Siwalima Lorong Mayang, Jumat 13 Oktober 2000 karena tulisan Opini beta yang seng dimuat Siwalima, plus perjumpaan tak terduga dengan pak Agust Patty di Gedung Gereja Imanuel Karpan, Minggu 15 Oktober 2000, kemudian mengantarkan beta Senin 16 Oktober 2000 menjadi wartawan Harian Umum Siwalima.
Dan sore itu di tanggal hari Rabu 18 Oktober 2000 untuk pertama kali menjadi wartawan Siwalima, didampingi senior bung Rofinus Kumpul (juga anak Timor) sorenya di kantor alternatif Kayu Putih, beta berjumpa pertama dengan dirimu, Redpel Siwalima yang cukup sangar menurut beta.
Sambil berdiri di belakang Bu Finus Kumpul yang sementara mengetik berita hasil wawancara kami berdua tadi. Tiba-tiba ada suara dari ruangan composing ‘Ko anak baru kah? Itu sapaan pertama ale ke beta, ‘Iya bos’,jawab beta, “mengapa ko berdiri saja, tau pake computer ka?”Tanya bu Martin lagi, ‘Bisa bos? “jawab beta.
“Klo begitu ko ketik sudah di sebelah Finus, Finus ko ajar dia pake computer itu? ‘kata bu Martin sambil meminta bu Rofinus Kumpul membantu beta mengetik berita.
Kesokan harinya Bu Martin dalam jabatan Redpel Siwalima yang memimpin proyeksi materi pagi, dan kisah panjangan hubungan katong dimulai.
Sebaga wartawan baru, dan kebetulan tinggal di kantor sama-sama Pemred Bu Fredy Wahon, betalah sasaran kena marah dari Bu Martin soal berita-berita insidentil.
Yang beta seng pernah lupa, satu malam ketika sementara asyik tidur rupanya terjadi kontak senjata dan bunyi bom yang kuat, tiba-tiba telepon kantor berdering, beta terkaget bangun dan sambil menahan kantuk menjawab telepon itu. “eh kariuw ko lagi apa?” suara bu Martin di ujung telepon, ‘tidur bos, “jawab beta, “ko ini tidur saja, tra dengar itu bom ada bunyi bom dan tembakan kah? Cek sana dan biking beritanya, katong tunggu berita itu untuk headline,” perintah bu Martin.
Dan dalam kondisi mengantuk beta wajib pergi untuk meliput konflik di tengah malam itu.
Waktu berlalu, beta rupanya dilirik oleh Bu Martin Langoday dan Bu Fredy Wahon untuk didik menjadi wartawan yang militan, kritis dan pemberani.
Sampai pada suatu ketika bu Fredy Wahon mundur dari jabatan Pemred Siwalima dan beta masih tetap menjadi wartawan Siwalima di bawah bu Martin Langoday sebagai Pemred Siwalima yang baru.
Bu Martin kemudian menikah dengan usi Sas Matakena yang adalah salah satu wartawan harian Siwalima.
Di Tahun 2005 bu Martin keluar dari Siwalima dan membangun Koran Dewa, dan kemudian berganti menjadi Harian Pagi Tita Siwalima, beta masih bertahan di Siwalima.
Akhirnya di Tahun 2009 beta memilih hengkang dari Siwalima dan membangun Surat Kabar Mingguan Spektrum Maluku, bersama bro Ongen Sangadji, Ongen Sekewael, Ongki Anakoda, Josie Cristian, Agil Tuny, dan lainnya.
Tak lama kemudian bro Ongki Anakoda pamit dari Spektrum untuk membangun Koran Kabar Timur, juga teman-teman lain dengan kesibukan yang lain.
Sementara bu Martin saat itu menjadi Pemred di Koran Info Baru . Usai dari Info Baru bu Martin sempat bergabung dengan Bro Ongki Anakoda di Koran Kabar Timur.
Namun di Tahun 2014 beta mengajak Bu Martin untuk bergabung di Surat Kabar Mingguan Spektrum sebagai Pimpinan Redaksi, hingga Spektrum diterbitkan sebagai koran Harian pada Tahun 2015.
Katong sempat bersama-sama Spektrum hingga Tahun 2017, bu Martin memilih keluar sebab terjadi perbedaan pandangan politik antara beta dengan bu Martin soal Pilkada Kota Ambon saat itu.
Dimana Bu Martin adalah sahabat Walikota saat ini pak Richard Louhenapessy, sementara beta di belakang Wakil Walikota saat itu abang San Latuconsina.
Namun persahabatan katong seng pernah surut sekalipun berbedaan pandangan dan pilihan politik, bahkan bu Martin selalu menjadi teman diskusi beta hingga ajal menjemput penyuka lagu ‘Bale Nagi’ ini.
Yah mungkin itu sedikit kenangan beta dengan almarhum, tetapi beta sekali lagi musti jujur bilang….”dangke banyak bu Martin Langoday, sebab karena didikan bu beta bisa sampe di titik ini”.
Pergilah dalam kedamaian saudaraku, Tuhan Yesus menyambutmu di pintu Surga. Semua kenangan kebersamaan katong seng akan pernah hilang dari ingatan beta.
Selamat jalan Guru, Senior, Sahabat dan Saudaraku, Martin Langoday,,,,Surga Milikmu. (*)