AMBON, SPEKTRUM – Sejak Februari hingga April 2020 ini, warga di wilayah Sirimau II Kota Ambon, Provinsi Maluku,meliputi kawasan Air Besar, IAIN, Wara, Warasia, BTN Kanawa, Lorong Gudang, Lorong Sumatra, BTN Kebun Cengkeh dan Galunggung, kesulitan air bersih.
Dua perusahaan air di Kota Ambon, yakni Drim Succes Airindo (DSA) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ambon, dianggap tidak becus dalam memenuhi kebutuhan utama masyarakat itu. Ironisnya, meski air mati, pembayaran tagihan air wajib dibayar setiap bulan.
Salah satu warga Kebun Cengkeh, H Irfan Hamka, kepada Spektrum, Senin (20/4/2020) mengatakan, sejak Februari lalu, warga diwilayah tersebut secara reami telah dilaporkan ke pihak DSA maupun PDAM, namun hingga kini, tidak ada tanggapan.
“Sampai sekarang, kita di BTN Kanawa kurang lebih 500 KK, dan juga kawasan lainnya, kesulitan air bersih,”ujar Irfan.
Kondisi ini, lanjutnya, sangat mengkhawatirkan akibat. Masyarakat terpaksa harus membeli air dari mobil tangki, yang dalam sebula, warga harus mengeluarkan Rp. 1.600.000 untuk memenuhi kebutuhan air.
“Apalagi memasuki bulan Ramadhan ini, dengan kondisi air yang tidak mengalir, ini sangat memprihatinkan bagi masyarakat, terutama di wilayah Sirimau II ini,”katanya.
Karena itu, dia bersama warga lainnya meminta adanya perhatian serius Pemerintah Kota Ambon, dalam hal ini Walikota dan DPRD Kota Ambon, yang telah merespon untuk menyelesaiakan persoalan ini.
“Kalau memang Kepala DSA dan PDAM itu tidak mampu bekerja, segera diganti dengan orang yang profesional yang mampuh menyelesaiakan persoalan rakyat yang kesulitan air bersih saat ini,”ujarnya.
Jika memasuki bulan suci Ramadhan, kondisi ini tetap berlanjut, Irfan dan warga yang terkena dampak dari ulah dua perusahaan tersebut, akan melakukan aksi terhadap Pemerintah Kota Ambon. “Kalau tidak ada solusi kongkrit, masyarakat akan turun demo,” tandasnya. (S-01)