Rektor IAIN Ambon Abaikan Statuta

AMBON, SPEKTRUM – Dr. Zainal Abidin Rahawarin, baru dua bulan berjalan mengemban tugas sebagai Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon. Dia dilantik oleh mantan Menteri Agama RI, Fachrul Razi, Jumat 6 November 2020 lalu.

Meski usia kepemimpinannya masih belia, Rektor IAIN Ambon ini sudah membuat masalah. Problem awal muncul dalam kepemimpinan Dr. Zainal Abidin Rahwarin adalah soal rekrutmen Kepala Pusat khusus Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Ambon.

Indikasinya, proses pengangkatan pejabat teras di lingkungan kampus IAIN Ambon itu, Rektor Dr. Zainal Abidin Rahawarin melanggar (menabrak) aturan Statuta IAIN Ambon.

Rektrutmen dilakukan pada Desember 2020 lalu. Selanjutnya, Rektor Zainal Abidin Rahawarin melantik Saidin Ernes menjabat Kepala LPPM IIAN Ambon. Padahal, Saidin Ernes tidak memenuhi persyaratan seperti yang diamanatkan Statuta IAIN Ambon Pasal 49 poin e.

Dalam Statuta IIAN Ambon Pasal 49 Persyaratan Calon Ketua Lembaga pada poin (e) menjelaskan figur atau kandidat, pernah memangku jabatan tambahan sebagai Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan/Direktur/Ketua Lembaga/Kepala Pusat.

Persyaratan ini tidak dipenuhi Saidin Ernes. Lucunya, dia tetap dilantik oleh Rektor Dr. Zainal Abidin Rahwarin.

Sumber Spektrum di lingkup IAIN Ambon Rabu (13/1/2021) mengungkapkan, proses rekrutmen dilakukan sejak Desember 2020 lalu. Namun ada kejanggalan. Statuta IAIN Ambon tidak diterapkan totalitas oleh Rektor Dr. Zainal abidin Rahawarin.

Padahal, Statuta merupakan payung hukum yang harus atau wajib dijadikan pijakan oleh Rektor untuk mengangkat setiap pejabat teras pada kampus berjuluk hijau tersebut. Anehnya, ketentutan ini tidak dipakai dan sebaliknya diabaikan oleh Rektor.

“Faktanya pelantikan Kepala LPPM IAIN Ambon oleh Rektor tidak menerapkan Statuta IAIN Ambon. Pasal 49 Poin e sudah sangat jelas. Yaitu; Pernah memangku jabatan tambahan sebagai wakil rektor/Dekan/Wakil Dekan/Direktur/Ketua Lembaga/Kepla Pusat,” ungkap sumber tersebut merujuk Statuta IAIN Ambon, sembari meminta namanya tidak perlu dipublikasikan oleh Spektrum.

Anehnya, kata dia, yang dilantik justru orang yang tidak memenuhi persyaratan sesuai amanat Statuta. Kontroversi, pengangkatan Kepala LPPM IAIN Ambon pada 11 Januari 2021, Rektor Zainal Abidin Rahawarin mengabaikan Statuta notabenenya kompas atau pengarah sekaligus payung hukum kampus berjulukhijau tersebut.

Sumber menyebut, yang memenuhi syarat untuk dilantik di antaranya Dr. Ismail Tuanany, Dr. Abubakar Kabakoran dan Dr. Nasarudin Umar. “Mereka memenuhi syarat sesuai Statuta, tetapi tidak dilantik oleh Rektor. Jadi ini bisa saja like this like,” ketus sumber itu.

Hingga berita ini naik cetak, Rektor IAIN Ambon Dr. Zainal Abidin Rahawarin, belum memberikan penjelasan dan apa alasannya melantik Kepala LPPM, tanpa mengikuti Statuta IAIN Ambon. (S-14)