Oleh: Muh Kashai Ramdhani Pelupessy, Lulusan Magister Psikologi Sains Universitas Negeri Yogyakarta; Staf Pengajar di Jurusan Bimbingan Konseling Islam – IAIN Ambon
Serangan covid-19 sangat tergantung sistem imun tubuh kita. Jika sistem imun tubuh kita tangguh, maka kemungkinan besar akan terhindar dari covid-19.
Di satu sisi, social distancing juga harus terus kita praktikkan agar covid-19 tidak merajalela ke mana-mana. Hal ini untuk mengurangi beban ahli medis di beberapa rumah sakit atau puskesmas.
Ibu Laila (ketua Asosiasi Psikologi Positif Indonesia) mengatakan bahwa imunitas sangat dipengaruhi pikiran dan asupan makanan. Kondisi pikiran harus dalam keadaan stabil, yakni tidak boleh stres, cemas, khawatir, dst. Jika pikiran stabil maka sistem imun akan menjadi lebih baik.
Gejala stres, khawatir, dll. ini kebanyakan di sebabkan oleh situasi lingkungan yang tidak menentu. Dalam pandangan psikologi, perilaku (pikiran) manusia sangat dipengaruhi lingkungan dan genetik.
Kurt Lewin, pakar psikologi, mengatakan bahwa perilaku manusia disebabkan oleh lingkungan dan orang-orang yang bersentuhan dengannya. Artinya, pengaruh lingkungan sangat berdampak pada pembentukan pikiran (psikologis) individu.
Jika manusia hidup dalam lingkungan positif, maka perilakunya akan menjadi lebih baik (positif). Sebaliknya, jika lingkungannya dipenuhi nuansa negatif, maka secara psikologis akan mengarah ke arah tersebut. Artinya, semua tergantung dari nuansa lingkungan yang ditempati manusia.
Meski demikian, nuansa lingkungan yang positif sangat dapat kita ciptakan sendiri. Baik di dalam keluarga maupun masyarakat. Misalnya, kita selalu bersyukur atas kesehatan yang di berikan Tuhan Yang Maha Esa/Allah SWT pada tubuh kita.
Perasaan kebersyukuran itu akan sangat menambah sisi positif di dalam diri manusia. Kita akan merasa keadaan psikologis sangat sehat. Perasaan psikologis yang sehat itulah akan berdampak pada menurunnya kekhawatiran, stres, cemas, dan seterusnya.
Di samping itu, ada beberapa hal yang perlu penulis paparkan dalam kesempatan kali ini, dengan meminjam ulasan singkat dari ibu Dr. Laila (pakar psikologi positif Indonesia), dengan mencermati situasi mewabahnya covid-19 ini. Beliau mengatakan bahwa, ada tiga cara untuk membangun emosi positif mencapai kesehatan fisik dan mental. Tiga cara yang di maksud beliau sebagai berikut (tanpa penulis ubah).
Pertama, mindfulness. Yang harus kita lakukan ialah meditasi ketika ibadah (sembahyang, sholat, dzikir, dll). Fisik dan batin harus hadir sepenuhnya “saat ini” dengan rileks. Meditasi nafas yakni dengan menyebut nama Allah dengan posisi rileks (bisa duduk atau tidur) atau meditasi detak jantung (setiap detak menyebut nama Tuhan). Ini akan membangun emosi positif karena regulasi diri lebih baik, yang akan mempengaruhi kesehatan fisik.
Kedua, mindful living. Kadang di sebut meditasi aktif. Maksudnya, kita melakukan aktivitas harian dengan perasaan hadir sepenuhnya saat melakukan aktivitas tersebut. Seperti, perasaan hadir di saat makan, tidur, mandi, mengemudi, belajar, dst.
Misal, setelah kita habis wisata, maka secara psikologis kita merasa segar bukan? Nah itu karena mindful living, kita hadir sepenuhnya, menikmati yang ada di sekitar kita dan menikmati yang kita lakukan. Jadi, coba hadirkan pikiran kita pada saat ini, rasakan kehadiran tubuh kita menyatu dengan aktivitas kita dengan rileks.
Misal, mindful showering, ketika mandi rasakan air mengalir ke tubuh kita, rasakan saja tanpa berpikir. Jika mulai berpikir lagi, kembalikan rasakan saja. Nah semakin banyak kita melakukan aktivitas kita dengan cara seperti itu akan semakin membangun emosi positif dan hormon-hormon positif. Bukannya pada social distancing ini kita bisa banyak melakukan mindful living untuk kebaikan kita dan keluarga? Kita disediakan waktu, tinggal kita memanfatkan bukan?
Ketiga, persiapkan mental kita apapun hasilnya, langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Jangan lupa ketika mulai cemas, ambil nafas dalam-dalam dan keluarkan pelan-pelan (sembari menyebut nama Allah dalam hati).
Begitulah penjelasan beliau (Dr. Laila – Ketua Asosiasi Psikologi Indonesia) untuk meningkat emosi positif di dalam diri kita. Dengan demikian, imunitas kita akan tetap stabil, terjaga, fit, dan tangguh, sehingga tidak mudah di serang cofid-19.
Mari cipta-rasakan emosi positif mulai dari sekarang. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi semuanya, dan wabah cofid-19 ini segera berlalu. (*)