Pemprov Ajak GPM Satu Barisan Jaga Kearifan Lokal

AMBON, SPEKTRUM– Gereja Protestan Maluku (GPM) diajak satu barisan dengan pemerintah provinsi (pemprov) Maluku dalam menjaga dan memelihara kearifan lokal dengan mempraktekkan dalam kehidupan sosial sehari-hari.

Hal ini disampaikan Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Murad Ismail saat hadir pada acara  Pentahbisan Gedung Pastori Sinode GPM bersama Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno, Jumat (11/6/2021).

Ia menyebut kearifan lokal seperti “Ale Rasa Beta Rasa”, “Pela Gandong”, “Ain ni Ain” dan nilai-nilai budaya leluhur lainnya yang mengandung nilai-nilai universal dan sangat berharga, layak untuk dikembangkan dan diaktualisasikan.

Gubernur dalam sambutannya juga menyampaikan, membangun Rumah Pastori sangat penting tetapi membangun warga jemaat yang berinteraksi secara harmonis sesama kelompok umat beragama lain juga adalah hal yang penting.

 “ Ini harus dilestarikan dengan cara mengimplementasikan dalam kehidupan sosial di masyarakat terlebih saat masih pandemi Covid-19, ” imbau Gubernur.

Pemprov Maluku menghimbau kepada GPM untuk terus berpegang tangan dalam satu barisan bersama pemerintah, kelompok agama serta pemangku kepentingan lainnya bekerjasama dalam bingkai persaudaraan untuk menghadapi Covid-19.

Mantan Dankor Brimob Polri ini mengakui, untuk membangun Maluku, tidak bisa dibangun hanya oleh satu pihak saja.  Oleh sebab itu, Gubernur berharap, GPM terus mendukung dan menopang pemerintah daerah dalam menjalankan roda pemerintahan.

Sementara itu, Ketua Sinode GPM, Pdt. Elifas T. Maspaitella mengatakan, Pastori bukanlah rumah dinas tetapi rumah tempat tinggal dan tempat bergumul seorang pendeta termasuk Ketua Sinode.

Diresmikan Pastori GPM ini, tak lupa dirinya mengucapkan terima-kasih kepada semua Ketua Sinode yang pernah tinggal di bangunan lama sebelumnya. Ia berharap bangunan Pastori tidak dilihat dari lama atau barunya bangunan tersebut tetapi tempat yang terpilih oleh Tuhan.

“ Dengan segala kasih setia Tuhan pernah dialami orang yang pernah tinggal disini,” ujarnya.

Maspaitela juga mengatakan, dari proses pengerjaan Pastori, dirinya belajar dari warga gereja yang dengan rela dan ikhlas meninggalkan aktivitas penting untuk terlibat dalam pembangunan Pastori selama ini.

Ia pun menjelaskan, di lantai dua Pastori, memiliki tujuh ruang kamar yang nantinya akan dikhususkan bagi para pendeta dari klasis yang datang untuk menghadiri kegiatan di Kota Ambon, dan bagi pendeta yang ada akan mengurus pengobatan.

Terkait pembangunan Pastori, lanjutnya, akan menjadi aset yang pemeliharaan dan perawatannya akan dikerjakan berkesinambungan sesuai peraturan barang milik Gereja GPM .

“ Pemanfaatan Pastori ini harus dirasakan seluruh Gereja, baik melalui pelayanan pimpinan Sinode tetapi juga menjadi tempat kebaktian dan pelayanan Pastorilia dan pelayanan kasih,” tandas Maspaitela. (humasmaluku)