AMBON,SPEKTRUM – Setelah diberitakan terkait dugaan pemalsuan alat kesehatan (alkes), pemilik Apotik Cinta Sehat di Jalan A.Y Patty Ambon, drg. Imelda Ongkowijaya membantah informasi tersebut.
Imelda didampingi suaminya, drg. Bill Jauwerissa, Rabu (25/03/2020), mendatangi Kantor Hariqn Spektrum di Halong Kecamatan Baguala Kota Ambon. Dia menjelaskan jika barang yang dijual tidak ada yang dipalsukan atau dioplos.
Menurut Imelda, alat kesehatan yang dijual saat ini hanya alcohol, hand zanitiser, disinfektan dan termameter. “Semua yang dijual dari pabrik, hanya saja terma meter dan alcohol kita jual utuh ada label, yang tidak berlabel hanya hand zanitiser dan disinfektan, tapi keduanya ada Kemenkes,” terang Imelda.
Dikatakan, pihaknya tidak sempat menempelkan label pada barang yang dijual lantaran begitu banyak masyarakat yang membutuhkan. “Mana sempat, orang banyak yang tunggu, kasihan tidak ada barang, ini cuma salah paham,” katanya.
Mahalnya harga jual alat kesehatan bukan sengaja dilakukan namun dari distributor di Jakarta barang yang diperoleh berharga mahal. “Belum ditambah ongkos kirim,” kata Imelda.
Imelda menjelaskan, cairan disinfektan dan hand zanitiser dibeli dalam kemasan 5 liter kemudian dikemas dalam botol kecil agar mudah dibeli. “Orang mampu beli kalau Rp 75.000 atau Rp 150.000 tapi kalau gen, orang tidak mampu beli,” tandasnya.
Dokter gigi yang sehari-harinya bertugas di RS Bhayangkara Ambon ini pun membantah, dirinya tidak dibekingi oknum anggota polisi, oknum di Pemerintah Kota Ambon atau Balai POM Ambon.
“Saya memang bekerja di pihak kepolisian, namun tidak dibekingi siapapun termasuk oknum di Pemkot Ambon dan Balai POM,” terangnya.
Namun dr. Imelda Ongkowijaya terkesan arogan, saat Spektrum mempertanyakan aturan yang membolehkan apotek menjual alkes tanpa ada komposisi yang terkandung pada cairan tersebut. Dengan congkaknya, dia mengatakan jika mau tahu komposisi dari cairan tersebut harus di Jawa.
“Kalau mau cari komposisi di Ambon dimana, asal di Jawa ka,” katanya dalam pesan singkat yang dikirim ke Spektrum, semalam.
Ditanya lagi tentang Apotek Cinta Sehat dengan sadar menjual barang tanpa mencantumkan komposisi yang terkandung pada cairan tersebut, Imelda melalui aplikasi whatsapp, menjawab ‘aturannya tidak boleh produksi titik, tapi apotek bisa menjual barang yang sudah ada izin Kemenkesnya. Kalo ga ada komposisi = tidak ada barang”.
Padahal, bukan rahasia lagi, jika setiap alat kesehatan harus dicantumkan label komposisi zat yang terkandung dalam cairan tersebut. Sebab, jika hanya bermodalkan photo copy lembaran bertuliskan izin Kemenkes maka tidak menutup kemungkinan lembaran tersebut dipalsukan.
Bukan itu saja, distributor hand zanitiser dan disinfektan yang menjual dan mengirim barang ke Apotik Cinta Sehat patut dicurigai hasil produksinya.
Terpisah, Ketua Pemuda Bulan Bintang (PBB) Maluku, Ali Rumauw, meminta pihak kepolisian untuk memeriksa seluruh alkes yang dijual di Apotek Cinta Sehat.
“Menguji cairan hand zanitiser dan disinfektan yang dijual, apakah asli dari pabrik atau hasil racikan atau oplosan,” kata Ali Rumauw kepada Spektrum Rabu (25/3/2020).
Selain itu, pengacara muda ini juga meminta agar polisi juga memeriksa seluruh perizinan Apotek Cinta Sehat milik drg. Imelda Ongkowijaya.
“Seluruh izin usahanya harus diperiksa tentunya polisi harus menggandeng instansi berwenang, jika ternyata dokumen perizinan tidak lengkap maka Apotek Cinta Sehat harus ditutup,” tegas Al..
Diketahui, wartawan Spektrum beberapa kali mencoba menemui dr. Imelda Ongkowijaya selaku pemilik Apotek Cinta Sehat guna dikonfirmasi terkait informasi adanya dugaan pemalsuan alkes yang dijual, namun yang bersangkutan susah ditemui.
“Oh, maaf ibu belum datang,” kata salah satu karyawan Apotek Cinta Sehat, sambil tetap melayani pembeli yang datang di apotik tersebut.
Dan ketika sore hari, Spektrum kembali mendatangi apotik tersebut ternyata, dr. Imelda Ongkowijaya telah pulang.
“Maaf, ibu telah pulang,” katanya. Ketika ditanya alamat rumah bos-nya dengan wajah enggan, karyawan tersebut menjawab jika bos-nya tinggal di kawasan Passo namun tidak diketahui pasti alamatnya. “Beliau sehari-harinya dinas di RS Bhayangkara,” terang karyawan lainnya. (S-16)