AMBON, SPEKTRUM– Rencana pembangunan sarana termasuk pembangunan tempat peribadatan di lokasi wisata Air Salobar tepatnya di samping areal Tapal Kuda, Ambon yang dipelopori Kodam XVI Pattimura mendapat protes warga, direspon Kapendam XVI/Pattimura Kolonel Arm Stefie Jantje Nuhujanan.
Siaran pers Kodam XVI Pattimura yang diterima redaksi Spektrum, Jumat malam (5/2/2021), Kapendam mengatakan penolakan warga karena kesalahpahaman.
Warga menolak pembangunan sarana peribadatan di pantai Tapal Kuda karena dinilai tidak relevan lantaran lokasi tersebut merupakan lokasi wisata yang menjadi salah satu tujuan wisata warga kota Ambon. Warga juga khawatir dengan adanya bangunan masjid di sekitar tempat wisata akan membatasi rekreasi warga.
Menurut Kapendam XVI/Pattimura Kolonel Arm Stefie Jantje, pada dasarnya pihaknya tidak berniat untuk mengganggu tempat-tempat warga berekreasi di lokasi tersebut, justru pihaknya sedang berupaya menjadikan tempat tersebut sebagai wahana rekreasi yang indah dan menjadi salah satu icon di kota Ambon.
“Hingga saat ini, kami sedang melakukan pembenahan seperti pembenahan Baileo Emas Putih. Bagi pengunjung, di lantai 2 disiapkan sarana olah raga Fitness untuk siapa saja yang berminat, termasuk masyarakat umum sedangkan di Lantai 1 tetap difungsikan sebagai tempat pertemuan masyarakat untuk melakukan perdamaian, yang representative dan cukup lengkap,” kata Kapendam.
Kapendam juga menjelaskan di sekitar pantai sedang diperindah dengan melakukan pembersihan pantai dari sampah-sampah yang mengotori laut. Dalam seminggu minimal 2 kali pembersihan sampah di dasar laut dengan menyelam menggunakan tabung selam.
Kemudian dilakukan penanaman terumbu karang termasuk memasukan kendaraan kendaraan bekas ke dasar laut untuk menjadi rumah ikan, dan juga untuk menyalurkan hobi menyelam dengan melihat taman laut yang indah didalamnya.
Sementara, di sekitar lingkungan Baileo Emas Putih, sengaja dipasang pelampung warna putih yang dibawahnya dilengkapi jaring selebar 1,5 meter yang menggantung di pelampung untuk menahan sampah agar tidak masuk ke areal Taman Laut.
“Pembangunan dan pembenahan sarana-sarana yang ada justru akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Tentunya ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berjualan di sekitar tempat rekreasi. Selain itu masyarakat sekitar juga semakin betah berada di tempat rekreasi tersebut karena fasilitas yang tersedia semakin banyak dan indah,” kata Kapendam.
Kapendam menambahkan, untuk areal pantai yang ditimbun BWS sebagai Talut , yang suka digunakan untuk olah raga sepak bola oleh anak anak tidak ada rencana untuk didirikan bangunan permanen.
“Kemarin memang ada bedeng sementara sebagai tempat penyimpanan alat alat bahan bangunan untuk renovasi Baileo Emas Putih. Itu kami minta ijin ke BWS. Sekarang sudah kami bongkar,” jelas Kapendam.
Kapendam menjelaskan, untuk masalah pembangunan Masjid terapung di samping Baileo Emas Putih, itu memang masih wacana dalam rangka melengkapi tempat pertemuan, yang seyogyanya ada tempat ibadah dimana sewaktu waktu bisa digunakan apabila ada pertemuan masyarakat dan dapat juga digunakan pengunjung tempat rekreasi Pantai dan olah raga Fitnes. (*).