Opini  

INDONESIA DARI KACA MATA MALUKU

Oleh : Handi Darusman Sella
( Direktur Maluku Educated “MADEC” )

Untuk membangun sebuah kelompok / satu komunitas bukan perkara hal yang mudah, dimana kita bisa menerawang sejauh mungkin dengan ambisi halusinasi yang positif.
Begitupun dengan membangun sebuah bangsa yang paripurna, kokoh serta mempunyai masa depan cemerlang.

Semua negara mempunyai Story masing-masing dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Mulai dari proses merintis sampai dengan mencicipi hasil rintisannya.

DIBALIK INDONESIA

Indonesia dalam kurun waktu yang sangat panjang pernah mengalami nasib yang ketika dipikirkan sungguh sangat memilukan. Dalam hal ini mendapat penjajahan yang luar biasa dari beberapa negara super yang saat itu masih memiliki power bahkan sampai sekarang ini.

Negara-negara yang paling mencuat yang dimana pernah mencicipi kekayaan alam Indonesia itu adalah Belanda dan Jepang. Kedua negara datang ke Indonesia dengan berbagai tujuan masing-masing.

Hanya saja terdapat satu tujuan yang sangat substansial dari kedua negara tersebut yakni Kekayaan yang dimilik alam Indonesia yang tidak ada di Negara lain pada waktu itu.
Berbagai daerah dari Sabang sampai dengan Merauke menjdi tempat persinggahan sekaligus daerah berpetualang mereka.

Pada bulan Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Ir. Soekarno, Muhammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan Perdana Menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.

Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai ‘aksi kepolisian’ (politionele actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi Militer.
Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat ( RIS ).

Setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.

Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian Gerakan 30 September (G30SPKI) yang menyebabkan kematian 6 orang Jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Setelah itu, Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya Orde Baru yang segera menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham sosial-komunis Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarnorno-Hatta.

Setelah itu rezim Soeharto mulai berkuasa dengan gaya kediktatoran ala dia.
Warga hanya bisa menikmati apa yang menjadi fatwa pemerintah pada masanya kendatipun demikian kesejahteraan masyarakat terpenuhi.

Masa Peralihan Orde Reformasi atau era reformasi berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa kepresidenan yakni Bacharuddin Jusuf Habibie, Abdurahman Wahid (Pak Gusdur) dan Megawati Soekarnoputri.

Pada tahun 2004, diselenggarakan pemilihan Umum satu hari terbesar di dunia yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai presiden terpilih secara langsung oleh rakyat, yang menjabat selama dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) setelah itu dilanjutkan oleh Jokowi (2014-2019 dan 2019-sekarang).

Pada dasarnya berbagai macam polemik serta dinamika yang sering terjadi itulah yang kemudian dikatakan dan dikenal sebagai Ke- Indonesiaan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta negara Indonesia juga terletak diantara dua Samudera yaitu Pasifik dan dan Samudera Hindia.

Indonesia adalah negara dengan kepulauan terbesar di dunia yakni yang terdiri dari 17.504 jumlah pulau, sebanyak 700 bahasa, serta 300 Suku bangsa yang tertuang dalam satu semboyan ke binekaan yang selalu menjadi simbol negara Indonesia yaitu BINEKA TUNGGAL IKA. Dimana semboyan ini mempunyai arti adalah Biar Berbeda-beda tetapi tetap satu.

Negara Indonesia merupakan negara yang dimana memiliki jumlah penduduk yang terbanyak ke empat di dunia dan juga sekaligus mempunyai catatan rekor sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia.

Dalam sistem pemerintahan negara Indonesia ada yang di kenal sebagai senjata andalan dalam mengelola sistem roda suatu bangsa yang tak lain adalah,

  1. Keadilan.
    Sebagaimana yang telah di amanat kan
    dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa
    bahwa ” KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
    RAKYAT INDONESIA “.
    Maka ini yang menjadi tolak ukur. Artinya
    semua makhluk yang ada dalam lingkaran
    Bumi Indonesia harus merasakan angin
    segar dari Poin ini.
  2. Kesejahteraan.
    Konteks kesejahteraan merupakan sesuatu
    yang bersifat sangat prinsipil dalam suatu
    penjabaran maupun implementasi.
    Poin ini menjadi alternatif terakhir agar alarm
    “Negara sedang baik saja” tetap tersaji.

Kedua hal Ini yang kemudian dipakai dalam mengejar pencapaian terhadap ketiga indeks yang sudah menjadi target utama yakni Indeks Pembangunan, Index Ekonomi dan Indeks Soasial.

MALUKU, SEBUAH KEBAIKAN YANG TERMANIPULASI.

Indonesia saat ini sedang mengalami masalah-masalah yang sangat krusial, yang dimana masalah-masalah ini dapat berdampak yang tidak bagus terhdap perkembangan suatu bangsa dan negara.

Masalah-masalah tersebut diantaranya, masalah ekonomi, masalah politik dan masalah Pertikaian bernuansa agama di dalam negeri.

Dari masalah-masalah di atas mengakibatkan beberapa daerah berusaha untuk bisa melepaskan diri dari naungan NKRI. Timor-Timor secara mengejutkan berhasil membuat Dunia tercengang dengan langkah serta keputusan yang dibuat, tak lain adalah resmi memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBB menjadi negara Timor Leste.

Papua juga hampir berhasil mengikuti jejak Timor-Timor pada kala itu.
Otsus yang di idamkan oleh masyarakat Papua lama tak kunjung terealisasikan sehingga berujung bermacam-macam aksi yang di peragakan oleh masyarakat Papua.

Apa masalahnya, ini yang harus di telusuri.
Papua merupakan satu daerah yang sangat melimpah ruah kekayaan alamnya.
Mulai dari panorama alam sampai dengan Kekayaan akan Emas.
Hanya saja pemerintah Indonesia belum mampu membangun sebuah keharmonisan yang baik dengan mereka.

Mereka di sampingkan di atas tanah mereka sendiri alias di miskinkan.

Sekilas sedikit menarik kembali Benang merah kebelakang. Sempat ada perbincangan yang hangat dalam republik ini terkait dengan tata kelola Negara yang waktu itu mau dikelola berbasis Syariat Islam.
Hanya saja muncul kritikan dari Generasi timur (Maluku). Latuharhary dan Maramis sontak menyampaikan aspirasi ” jikalau Indonesia dikelola berbasis Syariat Islam maka Maluku akan berdiri sendirian.
Maka terjadi sebuah kompromi.

Semua yang dikemukakan oleh Latuharhary dan Maramis itu bukan tanpa alasan yang kuat.
Melainkan mengingat Indonesia adalah keberagamaan yang luas, mulai dari Keberagaman Agama, Suku, Bahasa.

Alhasil, Pancasila yang dijadikan sebagi landasan ideologi negara yang berdasarkan kepada ketuhanan bukan keagamaan.
Artinya semua agama berdiri sama sejajar tanpa ada yang di kecilkan sehingga bisa menghasilkan konteks keadilan.

Maluku merupakan salah satu daerah yang sangat berkontribusi dibalik proses kemerdekaan Indonesia.
Dengan parah pahlawan yang gagah berani melawan parah penjajah sehingga mengorbankan harta serta nyawa demi memerdekakan Indonesia dari kolonialisme para penjilat rempah-rempah.

Hanya saja tulisan mengkhianati sejarah.
Perjuangan seorang Thomas Matulessy atau biasa dikenal dengan nama Pattimura dan Cristina Marta Tiahahu tidak pernah di gubris bahkan tidak dimasukan dalam daftar pahlawan nasional.

Sebagai bukti autentik, bahwa Maluku selalu di anak tirikan pemerintah Indonesia adalah seorang Pattimura hanya di hargai dengan Uang seribu sebagai simbol yang kurang bijak.

Apa kabar Lumbung Ikan Nasional (LIN)…??
Penobatan Maluku sebagai Provinsi dengan gelar Lumbung Ikan Nasional sudah menjadi perbincangan hangat di semua kalangan.
Dari masyarakat biasa sampai dengan masyarakat online.

Alex Retraubun seorang Pakar Perikanan dari Universitas Pattimura Ambon sekaligus Mantan Wakil Menteri Perindustrian pada era presiden SBY pada acara Rembuk Nasional tahun 2017. Beliau menyampaikan bahwa, Presiden Joko Widodo sudah memberikan statement terkait Maluku akan di jadikan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Mantan menteri Perikanan dan Kelautan ibu Susi Pudjiastuti pun pernah mengatakan seperti itu juga hanya saja masih menunggu persetujuan presiden.

Kata Alex, semua masyarakat Maluku sangat menantikan janji pemerintah terkait hal ini Hanya saja kebijakan tertinggi terdapat pada mereka yang saat ini mengendarai roda pemerintahan.

Soal kelayakan, sudah jelas Maluku terlihat sangat layak untuk mendapatkan penobatan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).

Maluku menyimpan potensi perikanan 3,4 juta ton atau 27% stok ikan nasional, sedangkan Maluku Utara 1,25 juta ton atau 10% dari stok ikan nasional. Laut Banda bahkan dikenal dunia sebagai area migrasi bermacam spesies tuna, termasuk tuna sirip kuning (yellowfin tuna).

Dari segi Struktur organisasi pemerintahan, Maluku selalu tersingkir dalam persaingan sebut saja, Menteri.
Jatah Maluku seakan tidak ada bahkan Maluku bukan apa-apa buat Indonesia.

PESAN MALUKU UNTUK INDONESIA

Dalam sebuah Negara keadilan dan kesejahteraan itu merupakan hal yang harus diperioritaskan demi tercapainya Kemajuan Negara.
Negara Indonesia merupakan negara yang sangat toleran. Keadilan bahkan kesejahteraan pun perlahan akan terasa oleh semua penjuru yang berada dalam Bingkai NKRI.

Kembalikan Marwah kami ( MALUKU ) pada jati diri kami yang sesungguhnya.
Sesungguhnya Maluku Itu Indonesia.