Gempa Tektonik M 6.1 di Laut Banda, Dirasakan Hingga Sorong

AMBON, SPEKTRUM – Gempa tektonik berkekuatan 6,2 SR mengguncang sebagian wilayah Provinsi Maluku, Selasa (8/9/2020, pukul 09:45:21 WIT. Gempa yang berpusat di Laut Banda ini, juga dirasakan hingga Sorong dan Manokwari, Provinsi Papua.

Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,89 LS dan 129,84 BT, atau tepatnya berlokasi di laut Banda pada jarak 210 km arah Tenggara Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku pada kedalaman 194 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi di lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ).

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, ST.,Dipl. Seis., M.Sc mengatakan, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Ambon dan Sorong III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan – akan truk berlalu ), Kairatu, Banda dan Manokwari II-III MMI, Kaimana II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi susulan. Hingga pukul 10.00 Wit, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan ( aftershock).

Salah satu warga Seram Bagian Timur (SBT), Fitriansah yang dikonfirmasi via ponsel mengatakan, gempa dirasakan cukup kuat, dengan durasi yang tidak terlalu lama. Meskipun dirasa kuat, tidak sampai menimbulkan kepanikan dari warga.

“Tadi beta lagi duduk, gempa cukup terasa, tapi tidak terlalu lama. Warga tidak berlari keluar rumah, karena sdurasinya hanya singkat,”ucapnya.
Ita Latuny, salah satu warga Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon menyebutkan, gempa dirasakan karena saat itu sedang dalam posisi duduk.

“Gempa hanya dirasakan sebentar, jadi tidak sampai lari keluar rumah. Kita hanya siap-siap saja, karena khawatir ada gempa susulan, apalagi Ambon pernah dilanda gempa,”jucapnya.
Warga Seram Bagian Barat (SBB), Resly Riri juga mengatakan hal yang sama. Gempa dirasakan nyata, dengan durasi yang singkat.

“Katong (Red-Kami) sekeluarga semuanya lagi dirumah, saat gempa. Sempat kaget, tapi seng (tidak) lari keluar rumah, karena seng lama,”sebutnya.

Sementara itu, BMKG menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,”pinta Triyono.
Hingga berita ini turunkan, belum diketahui data kerusakan yang diakibatkan oleh gempa tersebut. (S-07)