SPEKTRUMONLINE.COM, AMBON – Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Anti Teror Polri terus memperkuat ideologi moderat dan mencegah penyebaran paham ekstremisme.

Salah satinya melalui kegiatan bertajuk “Transformasi Ideologi : Jalan Menuju Wasathiyah”. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Manise, Kota Ambon itu melibatkan tokoh agama dan para mantan jamaah islamiah (JI) yang tengah aktif dalam gerakan rekonsiliasi dan moderasi melalui wadah Rumah Wasathiyah.

Kagiatan itu merupakan bagian dari program edukatif untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya ideologi sehat dan moderat di tengah masyarakat.

Perwakilan Satgaswil Maluku Densus 88 Maluku, Iptu Irawan Rumasoreng menekankan pentingnya membangun narasi bersama demi terciptanya Indonesia yang damai, inklusif, dan berideologi moderat.

Menurutnya, transformasi ideologi bukan hanya tentang meninggalkan paham radikal, tapi juga membangun kesadaran baru bahwa Islam rahmatan lil alamin adalah kekuatan utama bangsa ini.

“Pertemuan ini kami harapkan menjadi titik balik untuk membangun ruang dialog yang sehat antara negara dan umat,” ujar Iptu Irawan.

Kata dia, inisiatif seperti Rumah Wasathiyah perlu mendapatkan dukungan lintas sektor, baik pemerintah daerah, tokoh agama, hingga masyarakat sipil, agar proses transformasi ideologi dapat berkelanjutan.

Hal senada juga disampaikan Ketua MUI Provinsi Maluku, Abdullah Latuapo. Dia menegaskan, menjaga keutuhan bangsa adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat. Transformasi ideologi harus menjadi gerakan bersama untuk menolak ekstremisme dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

“Para pendiri bangsa kita telah berjuang untuk kemerdekaan. Tugas kita hari ini adalah merawatnya dengan menjaga persatuan dan menolak segala bentuk paham yang memecah belah,”ujar Latuapo.

Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif menyuarakan Islam yang damai, toleran, dan menjunjung tinggi prinsip wasathiyah (moderat).

Sementara itu, Ustadz Wiji Joko Santoso, mantan tokoh sentral Jemaah Islamiyah (JI) yang kini menjadi penggerak Rumah Wasathiyahengungkapkan proses panjang perubahan ideologis kelompoknya yang telah resmi dideklarasikan pada 30 Juni 2024.

“Tahun 2025 adalah tahun kedua sejak kami mendeklarasikan transformasi JI. Kami tegaskan kembali komitmen kami untuk menutup lembaran lama dan membangun masa depan baru bersama negara,”ungkap Ustadz Wiji.

Dia menjelaskan, Rumah Wasathiyah kini menjadi wadah integrasi sosial bagi mantan anggota JI dengan pendekatan damai dan intelektual.

“Lembaga ini didukung oleh sembilan dewan pakar lintas profesi, mulai dari akademisi, tokoh agama, hingga perwakilan Polri,” tandasnya. (RED)