AMBON,SPEKTRUM – Seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Provinsi Maluku, sebagai wakil Maluku untuk upacara Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-79 Tahun ini di Jakarta penuh dengan masalah.
Ada peserta yang tidak mengikuti tes Kesehatan namun diberangkatkan, sementara ada peserta yang memperoleh nilai tertinggi atas nama Kristianie Lumatalela alias Kristin, justru tidak diberangkatkan dengan alasan kadar Hemoglobin (HB-nya) rendah.
Maluku kemudian mengirim lima orang untuk mengikuti seleksi Tingkat Nasional yakni Michelle Dewi Salamoni, Riska D F Latuconsina, Muhammad Fahry Lestaluhu, Arum Asih Lestari dan Ali Madzwal Tawainela.
Anehnya dari nama-nama yang dikirim tersebut hanya Medical Chek Up (MCU), hanya Ali Madzwal Tawainela yang disebut Memenuhi Syarat (MS) pada tes Kesehatan. Sementara Michelle Dewi Salamoni yang sama sekali tidak mengikuti MCU dan juga Riska D F Latuconsina yang disebut Tidak Memenuhi Syarat (TMS) ikut diberangkatkan.
Padahal Kristianie Lumatalela, peserta asal Kabupaten Seram Barat (SBB) yang sekalipun nilainya tertinggi dari 60 peserta seleksi digagalkan panitia untuk berangkat, dengan alasan HB-nya rendah.
Bahkan oknum-oknum panitia sengaja menghebuskan isu Kristin sering pingsan saat seleksi padahal semuanya adalah kebohongan.
“Bahkan ada isu yang sengaja di buat kalau saya pada waktu latihan sering pingsan itu tidak benar. Banyak saksinya dari awal seleksi sampai akhir tidak pernah terjadi,” tutur Kristin kepada awak media.
Kristin kemudian membongkar kebusukan Panitia Seleksi yang berasal dari Kesbangpol Provinsi Maluku.
Masuk peringkat satu dari 60 calon anggota pakisbraka asal Maluku, Kristin harus kembali menjalani penyaringan untuk menemukan 4 orang terbaik yang akan mewakili provinsi Maluku di tingkat nasional
Sudah pasti Kristin ikut menemani tiga rekannya, sebagai anggota pakisbraka untuk mewakili utusan dari provinsi ikut seleksi di tingkat pusat
Dan benar saja, Kristin lolos dan mendapat panggilan dari orang Kesbangpol Provinsi yang disapa pak Heys. Agar esok pagi pukul 06.00 Wit sudah di kantor gubernur untuk menunggu petunjuk selanjutnya.
Dia bersama tiga teman lainnya, Cleo Valdy Ririhena, Aril Lestaluhu dan Riska DF Latuconsina diperintahkan oleh pegawai Kesbangpol, Abdi Wasahua menuju laboratorium Kesehatan Haulussy Ambon dan kemudian ke RS Haulussy untuk Medical Check Up.
“Kami berempat di antar dan di kawal oleh pak Ipul dari kesbangpol dan ibu dokter Shellha. Dari hasil MCU kami berempat adalah.M F A Lestaluhu ( MS ),. Cleo V. Ririhena (TMS) hasil tensi 160, bengkak jantung, gigi 5 berlubang. Semntara Riska D.F Latuconsina (TMS), Gigi 10 berlubang dan mata minus 3,5 dan beta (Kristine Lumatalale (TMS) HB rendah / 7 dan colebs,” ungkap Kristin.
Keanehan muncul katanya, setelah pengumuman lolos seleksi, kembali ada pemeriksaan kesehatan. Dari hasil MCU nama yang tadinya di pengumuman untuk berangkat seleksi pusat terjadi perubahan dengan alasan tidak memenuhi syarat (TMS)
Perubahan ini dirasa tidak adil, karena ada nama yang tidak ikut MCU seperti Michelle dewi Salamoni dan Riska DF Latuconsina yang tidak memenuhi syarat (TMS) karena Gigi 10 berlubang dan mata minus 3,5 bisa lolos seleksi ke pusat, sementara dirinya yang ikut MCU dan cuma HB kurang sedikit di nyatakan gugur.
Pada H-1 jadwal keberangkatan tanggal 9 Juni 2024, dirinya mendapat kiriman link di grup paskibraka, setelah di buka benar terjadi perubahan nama yang mendapat tiket pesawat untuk berangkat adalah Michelle Dewi Salamoni, Riska D F Latuconsina, Muhammad Fahry Lestaluhu, Arum Asih Lestari dan Ali Madzwal Tawainela.
“Tadinya empat orang, berubah lagi menjadi lima orang. Ini tidak adil. Yang terjadi dari empat orang ikut MCU, satu orang lolos ms tiga orang tidak lolos (tms) ko kenapa cuma beta dan Cleo Valdy Ririhena yang seng berangkat, sementara Riska DF Latuconsina juga TMS bisa lolos,” sesal Kristin.
Ditemui wartawan, Kepala Kesbanpol Maluku, Daniel E Indey, hanya bisa megakui Kristianie Lumatale yang merupakan perwakilan dari Kabupaten SBB ini memiliki nilai yang bagus dalam proses seleksi. Namun MCU dinyatakan tidak memenuhi syarat.
“Soal yang perwakilan dari SBB itu, ada dua hal saja. Yaitu. soal nilainya itu bagus, nah cuman periksa MCU. Sebelum berangkat berlangsung ke Jakarta untuk seleksi lagi. Dari MCU itu, adik kita ini tidak menuhi syarat kesehatan dari hasil pemeriksaan dokter, sebagaiman ditetapkan oleh panitia pusat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila di Jakarta,” ungkap Daniel.
Mantan Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini tidak mampu menjelaskan alasan tentang peserta yang sudah dinyatakan tidak lolos, bahkan tidak ikut MCU namun tetap dikirimkan untuk mewakili Maluku. (SP-11)