BULA, SPEKTRUM – Duta Stunting Maluku, Ny. Widya Pratiwi Murad Ismail berbaur dengan anak-anak penderita Stunting di Desa Kufar Kecamatan Tutuktolu Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku. Data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku ditemukan 52 kasus para anak mengidap stunting atau gizi kronis.
Kedatangan duta Stunting Maluku ini disambut dalam nuansa kesederhanaan. Terdapat delapan group tarian dan group menyanyi menyambut kedatangan para tamu yang harus berjalan kaki menuju lokasi acara yang berjarak kurang lebih 150 meter.
Dalam kunjungan kali ini tampak Gubernur Maluku Murad Ismail, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury, Sekda Maluku Kasrul Selang, para pimpinan OPD di lingkup Pemprov Maluku, juga para pimpinan Balai UPT Kementerian PUPR di wilayah Maluku, serta Bupati dan Wakil Bupati Seram Bagian Timur beserta jajarannya.
Widya sempat berdialog dengan anak-anak stunting beserta orang tuanya. Selain memberikan pengarahan terkait pentingnya pemenuhan gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak, Widya duduk lesehan di lantai dan makan bersama dengan mereka. Ia tampak menikmati, saat menyuapi satu per satu anak-anak stunting.
‘”Ibu-ibu harus biasakan anak untuk makan makanan bergizi. Tidak perlu mahal, yang penting sehat. Harus ada ikan, dan sayur,” anjurnya.

Ia menyarankan, kepada orang tua untuk tidak selalu membiasakan anak-anak mereka mengkonsusmi mie instan dan cemilan yang tidak sehat. Selain itu, dia mengajak agar pekarangan rumah dimanfaatkan untuk menanam sayur-mayur.
“Ada bantuan bibit sayur yang akan saya serahkan. Kalau bisa ibu-ibu dapat menamnya di pekarangan rumah agar mudah memperoleh sayur untuk keperluan masak keluarga,” ajaknya.
Usai berdialog Widya menyampaikan, permasalahan stunting disebabkan oleh pola makan yang tidak terbiasa dengan asupan makanan bergizi dan seimbang buat anak.
“Ternyata anak-anak mereka tidak terbiasa makan sayur. Tadi saya coba suapin, saya lihat reaksi anak-anak, dia ngeh. Itu artinya dia tidak terbiasa makan sayur di rumah,” ungkap Widya.
Ia berharap, kunjungannya ke locus-locus stunting dan berinterkasi langsung dengan para orang tua yang anaknya menderita stunting, secara bertahap bisa merubah perilaku hidup mereka.
“Kita harus turun agar kita bisa mengedukasi mereka, mensosoalisaikan betapa pentingnya sayur dan makan ikan, apalagi daerah ini juga kampung nelayan,” jelasnya.
Widya mengemukakan pada 2018 llalu, angka stunting di Maluku masih cukup tinggi yakni, 34 persen. Dengan demikian, dari 10 anak, terdapat 3 sampai 4 kasus anak yang menderita stunting.
“Apa yang saya lakukan ini bagian dari upaya untuk perangi stunting. Kita turun dan langsung mengedukasi para orang tua dan ibu hamil, karena ketidaktahuan mereka bahwa perlunya gizi yang seimbang bagi anak,” tandas Bunda PAUD Maluku ini.
Dokter Spesialis Anak, Dwi Murti, yang tergabung dalam Tim Kesehatan Provinsi Maluku, mengakui, jumlah anak stunting di Desa Kufar mencapai 52 anak, dan 2 anak gizi buruk.
“Anak-anak ini sudah ditangani oleh dinas kesehatan kabupaten, dan sekarang dalam tahap pembinaan,” kata Murti.
Stunting, kata dia, bukan hanya tentang kerdil atau pendeknya fisik anak, tapi juga cara berpikirnya. Karena itu, penangananya tidak hanya bisa dengan medis.
“Penanganannya harus komprehensif, mulai dari pendidikan dan sosial, untuk tumbuh kembangnya di kemudian hari, dan dari kesehatan untuk mengoptimalkan kondisinya yang sudah stunting,” jelasnya.
Menurutnya, masalah stunting juga bukan hanya disebabkan pola makan anak setelah mereka lahir. Kontribusi besarnya juga saat masih masa kehamilan.
“Saat kehamilan, bisa saja ibunya tidak memperhatikan asupan gizi saat makan,” paparnya.
Sepekan sebelum kunjungan Widya sebagai Duta Parenting Maluku ke kabupaten berjuluk Ita Wotu Nusa itu, telah dilakukan bakti kesehatan oleh Tim Kesehatan Provinsi Maluku di kabupaten itu melibatkan dokter spesialis anak, dokter spesialis gizi, doktef spesialis jiwa anak, dan psikolog.

Saat tiba di Kufar, Widya menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat. Bantuan yang diserahkan yakni sarana cuci tangan dari Balai Cipta Karya kepada Madrasah dan PAUD setempat, bantuan timbangan bayi dan tikar ukur untuk Posyandu, bibit mangga okulasi, alat kesehatan, bantuan KIT ibu hamil, KIT bayi baru lahir, PMT untuk balita dan ibu hamil KEK, bantuan bina keluarga balita kepada kader pembina keluarga balita, bantuan hibah bagi PAUD, serta bantuan bibit sayur-sayuran. (S-16)