Walikota Ambon: Motivasi Jadi Guru Sekarang Berbeda

AMBON, SPEKTRUM – Motivasi dan obsesi menjadi guru di zaman ini berbeda dengan guru-guru tempo dulu. Hal ini dikatakan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dalam sambutannya ketika melantik sejumlah Kepala Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di lingkungan pemerintah kota Ambon yang dilaksanakan di tribun Lapangan Merdeka, Ambon, Selasa (5/1/2021).

 Dikatakan, guru-guru zaman sekarang motivasinya menjadi guru kebanyakan karena profesi guru adalah jalan pintas dan cepat untuk mendapatkan pekerjaan, bukan untuk melayani dan menjadi panutan. Berbeda dengan guru-guru tempo dulu yang mau menjadi guru karena betul-betul ingin mengabdi.

“ Yang masuk jadi guru itu jalan pintas coba cepat mendapat pekerjaan,” ujarnya.

Menurut Walikota, pemerintah sekarang mengambil kebijakan cara perekrutan tenaga guru dengan sistem Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dimana P3K diangkat dan dipekerjakan dengan perjanjian kontrak dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan.

Ia meminta seluruh kepala sekolah dan para guru agar serius dalam pengabdiannya sebab tantangan yang dihadapi ke depan tidaklah mudah karena kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih kalah jauh bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Indikatornya adalah output dari lembaga-lembaga pendidikan disandingkan dengan negara-negara maju.

Dalam skala lebih kecil, kata Walikota, Maluku juga masih kalah jauh dengan kota-kota maju di Indonesia, padahal provinsi Maluku usianya sama tuanya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan dalam uji kompetensi  tentang pendidikan, Maluku berada pada urutan nomor lima dari bawah untuk 34 provinsi yang ada di Indonesia.

Salah satu faktor penyebab ketertinggalan, menurut Walikota, bisa jadi karena ibukota negara sejak kemerdekaan berada di Pulau Jawa. Lain halnya jika berada di Maluku, kemungkinan Pulau Jawa dan Kalimantan yang akan tertinggal. Ia mengutip teori komunikasi yang menyebutkan bahwa siapa yang dekat dengan pusat informasi dia akan jauh lebih cepat berkembang.   

“ Karena dia akan lebih cepat mendapat informasi,” ungkapnya.

Menurut Walikota, zaman sekarang telah berbeda, informasi yang didapat di pusat secara serentak juga dapat dimiliki di seluruh Indonesia karena hebatnya teknologi dan informasi. Teknologi pun kuncinya sekarang bukan ada pada teknologinya tetapi ada pada sumber daya manusia.

“ Menteri Dalam Negeri memakai laptop merk A, Bupati Walikota juga sama memakai laptop yang sama.  Cuma persoalannya kemampuan untuk memanfaatkan laptop itu sama enggak?,” tandasnya.

Ia mencontohkan, anak-anak di Jakarta memakai laptop yang juga mereknya bagus dan canggih, pun di Ambon orang tuanya juga ada yang mampu membeli namun persoalan mendasar adalah apakah kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan laptop itu sama ataukah tidak? Disitulah kata Walikota peran dari para guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan, melayani sebagai pendidik dan menjadi panutan sangat penting. Ia tidak ingin motivasi sebagai kepala sekolah hanya untuk mengejar dana BOS atau memilih yang muridnya banyak.

Walikota juga mengatakan, promosi sebagai kepala sekolah sudah berdasarkan asas kepantasan dan kepatutan. (S.17).