LIRANG, SPEKTRUM – Kematian sejumlah ekor ikan di muara Kali Kuning dekat lokasi perusahaan pertambangan dan produksi tembaga Batutua Kharisma Permai dan Batutua Tembaga Raya (BKP-BTR) di Pulau Wetar, ternyata karena saling memangsa antara sesame ikkan. Hal tersebut disampaikan oleh Manager External Affairs BKP-BTR Dicky Murod kepada Yesry Lolopay, Ketua Komisi B DPRD Maluku Barat Daya yang membidangi lingkungan hidup. Yesry Lolopaly mengunjungi area operasi anak perusahaa Merdeka Copper Gold itu pada Jumat (17/6) lalu.
Lebih jauh, Dicky menjelaskan, jenis ikan mati temuan warga adalah jenis yang biasa didapat dan dikonsumsi masyarakat setempat.
Berdasarkan anaslisa tim lingkungan hidup BKP-BTR, tubuh ikan mati temuan masyarakat itu dalan keadaan rusak atau terkoyak. Kenyataan tersebut adalah karena ulah pemangsa, karena sedang musimnya banyak ikan di muara, sehingga yang ada melompat hingga delta muara Kali Kuning.
Jenis ikan-ikan yang biasa ada di sana antara lain tembang, tongkol, tuna, bobara dan cakalang.
Dikatakannya, BKP-BTR selalu melakukan monitoring terhadap Kali Kuning berupa pengambilan sample tiap hari dan diperiksa oleh laboratorium.
Hasilnya sejauh ini dan saat ada temuan ikan mati tidak ada perubahan kimiawi maupun fisika di Kali Kuning. Derajat keasaman pun atau pH pada angka air normal.
Temuan ikan mati juga bukan akibat dari operasi BKP-BTR karena tidak ada pelepasan cairan atau apapun ke Kali Kuning. Juga, tidak ada laporan atau pengaduan warga yang ataupun karyawan perusahaan yang sakit akibat mengkonsumsi ikan yang ditangkap masyarakat. (MG 12)