28.8 C
Ambon City
Kamis, 19 September 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Protes Kebijakan Dekan Fakultas Kedokteran, Mahasiswa Unpatti Demo

AMBON, SPEKTRUM -Tidak puas dengan kebijakan Fakultas Kedokteran, sejumlah mahasiswa menggelar aksi demo di kampus Fakultas Kefokteran Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Senin (26/8/2024).
Mereka tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemerhati Kebijakan Kampus Unpatti Ambon.
Dalam aksinya, mahasiswa membakar ban bekas dan sempat terlibat saling dorong dengan security kampus, sehingga kaca depan gedung kampus pecah.
Insiden ini dipicu kekecewaan atas kebijakan kampus yang dinilai sangat merugikan mahasiswa.
“Kami mendesak Pimpinan Fakultas Kedokteran (Dekan) mempertimbangkan kebijakan fakultas yang merugikan mahasiswa kedokteran,” kata Amrozi, Koordinator Aksi dalam orasinya.
Mereka menilai, kebijakan drop in kepada belasan mahasiswa kedokteran Unpatti Ambon, sangat menciderai nilai-nilai pendidikan. Pasalnya, mahasiswa yang memiliki IP kecil, dipaksa untuk memilih fakultas lain di Unpatti Ambon, tanpa diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai tersebut.
Mereka juga menyoroti fasilitas hingga dosen tenaga pengajar yang masih minim dan tidak memenuhi syarat mengajar di Fakultas Kedokteran.
“Kami mendesak dekan Fakultas kedokteran memberikan dispensasi kepada 13 Mahasiswa Kedokteran yang akan di drop in,”pintanya.
Kebijakan drop in yang diterapkan sangat tidak tepat, mengingat kondisi rasio mahasiswa dan Dosen tidak seimbang, dengan kata lain, satu dosen berbanding dengan 200-300 mahasiswa.
Selain itu, rasio mahasiswa dan Fasilitas Praktikum dan Clinical Skill Lab (CSL) tidak seimbang, sehingga secara tidak langsung kondisi ini ikut mempengaruhi nilai mahasiswa.
Menariknya, Penanggungjawab Nilai Mata Kuliah ternyata adalah dosen lulusan S1.
“Masih terdapat dosen atau penanggung jawab nilai yang masih lulusan S1. Padahal sesuai aturan lulusan S1 tidak bisa mengajar calon sarjana S1,”tegasnya.
Pemberian nilai kepada mahasiswa kedokteran juga sangat tidak objektif dan tidak sesuai dengan peraturan Rektor nomor 03 tahun 2018.
“Yang beri nilai ini dosen kontrak yang notabenenya adalah S1. Mestinya yang bisa memberikan nilai adalah mereka yang punya sertifikasi dosen. Mahasiswa yang nilainya kecil, juga sulit untuk lakukan perbaikan, sebab dosen lebih banyak di rumah sakit,”paparnya.
Menyikapi hal itu, mereka meminta agar Rektor segera evaluasi dan ganti dekan Fakultas Kedokteran, karena kebijakan yang merugikan mahasiswa.
Menurut mereka, awalnya ada 55 mahasiswa kedokteran yang terancam drop in ke fakultas lain.
Hanya saja sekitar 36 mahasiswa yang memiliki IP 2 batal drop ini, sedangkan 13 mahasiswa statusnya tidak jelas.
“Status 13 mahasiswa ini bagaimana, kalau mereka di drop in uang semester mereka apakah dikembalikan, atau bagaimana,”tanya mahasiswa dalam orasinya.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari Dekan Fakultas Kedokteran atas aksi demo yang terjadi. Pihak security beralasan, Dekan tidak ada ditempat, sehingga tidak bisa menemui mahasiswa. (SP-06)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles