AMBON, SPEKTRUM– Ketua Satgas penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang mengapresiasi peran media dalam partisipasinya melakukan ketertelusuran melalui tes cepat antigen.
Tes cepat antigen ini telah dilakukan pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku sejak 22 Januari 2021 sampai sekarang yang hasilnya menunjukan rasio jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 berbanding jumlah total tes atau positivity rate rendah, tidak sampai 2%. Dari 5000-an lebih orang yang di-tes cepat antigen, kurang dari 50 orang yang reaktif.
Hal ini disampaikan Kasrul, Senin (15/2/2021) di Gedung PKK, saat membuka dialog terkait rencana Satgas TP PKK Maluku yang akan menggelar tes cepat antigen gratis pada tanggal 27 Februari 2021.
Menurut Ketua Satgas Covid-19 yang juga menjabat Sekda Maluku, prediksi pemerintah pusat berdasarkan analisis para ahli epidemiologi terkait akan terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 di bulan Februari ternyata tidak berlaku di Maluku.
“ Ini terutama peran dari kita semua, terutama teman-teman media termasuk kita semua disini. Jika tidak melakukan rapid maka tidak bisa meliput di kantor-kantor pemerintah provinsi. Jadi partisipasi rekan-rekan media juga luar biasa,” pujinya.
Baca juga: Melebihi Target, Rapid Test Antigen Capai 5000 Orang
Ia mengatakan, berdasarkan standar pelacakan kontak WHO, positivity rate yang dianggap memadai adalah maksimal 5%. Sedangkan untuk kasus Maluku, jika dihitung berdasarkan jumlah total kasus positif Covid-19 yang berada di angka 6.747 kasus, dibagi total jumlah orang yang sudah melakukan tes cepat antigen selama hampir satu bulan ini sebanyak 5000 orang, Positivity Rate Maluku hanya sebesar 1,35% atau sangat memadai sekali.
“ Kita beberapa hari ke depan, ada berita baik. Begitu kita mulai tes di minggu ketiga Januari sampai sekarang. Puji Tuhan, Alhamdulillah, hasilnya sangat baik. Positivity rate rendah. Tidak sampai 2%. 5000 yang diperiksa, yang positif tidak sampai 50 orang. Positivity rate-nya sangat kecil,” ungkapnya.
Pemprov Maluku, lanjut Kasrul, akan memperluas jangkauan keterlacakan karena ada anggapan positivity rate yang kecil disebabkan orang yang melakukan tes cepat Covid-19 masih sedikit dan hanya terbatas di lingkup pemerintahan daerah saja. Kendati anggapan itu terpatahkan dengan hasil tes cepat yang dilakukan pemprov Maluku sejak 22 Januari 2021 sampai sekarang, melibatkan lebih dari 5000 orang yang melakukan tes cepat antigen ini.
“ Ada yang bilang, turun karena tidak periksa. Ternyata tidak begitu juga. Kita lakukan. Kalau populasi, persyaratan pemeriksaan itu kan WHO bilang 1 per mil dari populasi. Jadi kalau di Ambon ada 400 ribu maka tiap minggu itu harus minimal ada 400 yang kita periksa. Ternyata yang kita periksa setiap minggu ini lebih dari seribu orang,” tandasnya.
Kabar baik ini, kata Kasrul juga akan mempengaruhi diterbitkan atau tidak diterbitkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri terkait penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Maluku. (SH.17).