SPEKTRUMONLINE, SBT – Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) telah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 60 persen dalam 3 tahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Kesehatan SBT, rata-rata penurunan angka prevalensi stunting tercatat mencapai 20 persen per tahun. Tahun 2021 itu di angka 41, 9 persen dan tahun 2022 turun menjadi 24,1 sedangkan sampai di bulan September 2023 ini turun sudah hampir 60 persen dari 16 lokus yang ada.

Komitmen pemerintah daerah dalam menurunkan angka stunting tersebut masih terus dilakukan. Catatan terakhir di tahun 2023, angka prevalensi stunting di Kabupaten SBT berada pada kisaran 60 persen. Capaian tersebut, berdasarkan arahan dari Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas masih harus ditingkatkan hingga mencapai 10 persen di akhir tahun 2024.

Upaya tersebut, menurut Plt. Sekda SBT, Mirnawaty Derlen, memerlukan kolaborasi semua pihak dalam rangka melakukan intervensi yang terintegrasi antar pemda, aparat kemamanan, hingga masyarakat.

“Untuk mengidentifikasi masalah gizi secara dini, meningkatkan kualitas data, meningkatkan cakupan kunjungan Posyandu, serta penguatan intervensi program, akan dilaksanakan pengukuran dan intervensi serentak sebagai upaya pencegahan stunting di seluruh Posyandu di Kabupaten SBT pada bulan Juni 2024,” ujar Mirnawty Derlean dalam rapat “Pembahasan Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting tahun 2024” di Ruang Rapat kantor Bappeda Bula, pada Kamis (30/5/2024).

Derlen mengatakan, intervensi serentak pencegahan stunting tersebut merupakan langkah penting dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting, dimana akan dilakukan penimbangan, dan pengukuran padan semua ibu hamil, balita, dan calon pengantin. Intervensi juga akan diberikan sesuai permasalahan yang dialami oleh balita dan ibu hamil yang diperiksa.

“248 posyandu yang tersebar di Kabupaten Seram Bagian Timur diminta untuk terus meningkatkan pelayanan dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting, dengan dilakukan asupan makanan berzigi rajin melakukan penimbangan, dan pengukuran padan semua ibu hamil, balita, dan calon pengantin,” ajak Kepala Bapeda SBT ini.

Selain itu dia juga berharap kepada seluruh kepala kepala desa agar tidak bosan dan terus mengajak warganya menuju lokasi posyandu untuk melakukan pemeriksaan Kesehatan bagi ibu ibu hamil, balita, dan calon pengantin.

saya berharap kepala kepala desa agar jangan bosan bosan mengajak warga menuju posyandu guna memeriksa kondisi Kesehatan ibu hamil dan balita,” harap Derlen.

Pada kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Kesehatan SBT, Samaun Rumakabis menyampaikan, intervensi serentak pencegahan stunting akan didukung penuh khusus di kecamatan Bula dengan jumlah 17 Posyandu. Memalui puskesmas bula, pihaknya sudah bersedia dan siap menjelankan tugas dan tangungjawab terkait kegiatan tersebut.

“Melalui puskesmas Bula, Kami sudah siap dan bersedia menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi kami sebagai tenaga Kesehatan di posyandu, melakukan penimbangan, dan pengukuran padan semua ibu hamil, balita, dan calon pengantin,” Ujar Rumakabis.

Pelaksanaan intervensi serentak akan didahului dengan “kick off” yang direncanakan pada tanggal 3 Juni 2024 di Kecamatan Bula. Agenda tersebut diharapkan dapat diikuti oleh semua dinas terkait diantaranya, Dinas Kesehatan, DPP-KB, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, TP-PKK Kabupaten SBT, Camat, Babinsa, Kepala Desa, Puskesmas Bula, dan pemangku kepentingan terkait. (*)