MAKASSAR, SPEKTRUM – Isu strategis, yang dperjuangkan pada Rakernas XVI APEKSI 2023, telah dibahas saar Rapat Kerja Komisariat Wilayah VI di Jayapura, Papua, belum lama ini.
“Kehadiran saya di Jayapura belum lama ini untuk mengikuti Rapat Kerja Komisariat Wilayah VI. Saat itu, sudah dirumuskan saran, masukan, usulan yang akan disampaikan dalam Rakernas XVI APEKSI ini. Karena itu, lewat Ketua Komwil sementara telah dilakukan pleno,” kata Wattimena usai pembukaan Rakernas XVI APEKSI 2023, Rabu (12/07/2023) di Upper Hill Makassar.
Wattimena menjelaskan, isu strategis yang diangkat dari Komwil VI yaitu Sulampua (Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua), adalah isu Pemerataan Pembangunan.
“Karena jujur saja bahwa ketimpangan pembangunan antara wilayah barat, tengah dan timur ini masih terasa. Tetapi yang pasti kami semua bersepakat untuk tetap memperjuangkan otonomi daerah. Otonomi daerah tetap menjadi hal prinsip, karena otonomi daerah yang membuat kemandirian daerah dan menciptakan pembangunan yang didasarkan pada karakteristik wilayah masing-masing,” jelas Wattimena.
Terkait dengan isu Provinsi Kepulauan Wattimena akui sudah menyampaikan hal tersebut pada Rapat Kerja Komwil VI., dan berharap APEKSI memperjuangkan daerah kepulauan.
“Memang tidak semua anggota APEKSI daerah kepulauan. Tetapi sebagai bagian dari APEKSI, banyak yang masuk kategori daerah kepulauan yang mesti mendapat perlakuan khusus dari Pemerintah Pusat. Saya sudah sampaikan dan minta dimasukkan dalam salah satu rekomendasi dari Komwil VI kepada Rakernas XVI APEKSI. Soal nanti diakomodir atau tidak, tapi minimal sudah menyuarakan apa yang menjadi kebutuhan daerah kepulauan yakni Undang-Undang Daerah Kepulauan yang sementara dijalankan,” pungkasnya.
Wattimena berharap dengan rencana kehadiran tiga calon pemimpin masa depan, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan dalam Rakernas XVI APEKSI 2023 ini, mudah-mudahan dirinya diberikan kesempatan untuk bicara soal Provinsi Kepulauan.
Selain itu, Komwil VI terus berjuang untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045, melalui membangun generasi muda bangsa yang ada pada kota masing-masing.
“Kita juga membangun kolaborasi antara kota sehingga bisa saling mengisi. Apa kekurangan-kekurangan kita pada kota, misalnya di Kota Ambon, bisa kita replikasi hal-hal positif yang sudah dilakukan pada kota-kota yang lain di Indonesia,” ungkapnya. (*)