Pembinaan Atlit Amburadul, KONI Harus Bertanggungjawab

AMBON, SPEKTRUM – Pembinaan olahraga Maluku dinilai tidak terarah, akibatnya banyak cabang olahraga (Cabor) yang tidak bisa memberikan hasil maksimal. Untuk itu KONI Maluku harus bertanggungjawab.

Demikian penegasan yang disampaikan Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Maluku, Anos Yeremias kepada Spektrum melalui sambungan teleponnya, semalam.

Menurutnya, selama pertandingan berlangsung di PON XX Papua, KONI Maluku tidak pernah berkoordinasi dengan Pengprof Cabang Olahraga.
“Pengurus KONI Maluku hanya datang saat pertandingan atau perlombaan digelar, duduk di tribun menunggu atlit berlomba. Kami harus kritisi hal ini lantaran kami sangat mencintai olahraga Maluku. Kalau pembinaan seperti ini maka kapan Maluku bisa bersaing. Dibanyak bidang Maluku sudah tertinggal, lalu dibidang olahraga kita terpuruk, mau jadi apa Maluku nantinya?” katanya geram.

Untuk itu tambah Yeremias, Pemerintah Maluku harus melihat keberhasilan ini.
“Medali Emas yang diperoleh atlit bukan terbuat dari emas murni namun terbuat dari keringat, semangat, air mata dan darah atlit, demi mengharumkan nama Provinsi Maluku,” katanya lagi.

Dikatakan, Maluku sering dibanggakan sebagai satu dari delapan provinsi yang membentuk berdirinya Negera Republik Indonesia. Tapi di bidang olahraga, Maluku belum bisa membuktikan kepiawaiannya itu berarti pembinaan atlit di Maluku tidak terarah.
“Ada apa dengan pembinaan kita, pembinaan selama ini seret. Mungkinkah pembinaan kita tergantung dengan uang atau tata kelola olahraga kita yang belum terarah atau hal lain,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku ini.

Yeremias berharap, Pemerintah Provinsi Maluku melihat permasalahan ini, sebab pertarungan gengsi nama daerah ada pada PON karena seluruh provinsi di Indonesia datang untuk mengharumkan nama daerah.
“Untuk itu, kita harus buka mata dan melihat ada apa yang salah dengan pembinaan olahraga sehingga Maluku terpuruk seperti saat ini. Kami berharap, Pemerintah Provinsi jangan mengabaikan pengorbanan atlit Maluku,” tegasnya.

Selain atlit kata Yeremias, pelatih memegang peranan penting terhadap keberhasilan atlit, sebab atlit tidak bisa sendiri tapi dibentuk oleh pelatih dari tidak tahu hingga berhasil meraih medali. “Semuanya hasil dari kerjakeras pelatih yang membentuk atlitnya,” kata Yeremias.

Menurutnya, pada cabor dayung, atlit dibentuk bukan karena hobi tapi pembentukan atlit berdasarkan beberapa kriteria misalnya, postur tubuh memenuhi kualifikasi di cabor dayung. “Karena itu, peran pelatih juga harus dihargai, diberikan reward terhadap perjuangan mereka mengharumkan nama Maluku,” harapnya.

Untuk itu, Yeremias meminta agar Pemerintah Daerah Maluku juga memperhatikan pelatih yang berhasil membawa atlitnya meraih medali.
“Harus ada juga penghargaan dan bonus buat pelatih yang berhasil mengantar atlitnya meraih keberhasilan,” katanya.

Karena pelatih lanjut Yeremias telah berjuang mati-matian untuk menghasilkan atlit yang berprestasi dan sehingga mengharumkan nama Maluku melalui olahraga. (HS-16)

Respon (2)

  1. Sebenarnya setiap Selesai pelaksanaan PON atau kejurnas, setiap pelatih cabor perlu melakukan evaluasi hasil yg dicapai para atlit melalui hasil rekaman Vidio atau lewat media lain, shingga ada masukan untuk kelanjutan pembinaan, kelihatannya setelah selesai kegiatan, banyak cabor belum memasukan laporan dan evaluasi hasil. Yg dimasukan adalah laporan penggunaan anggaran saja. Hal ini yg membuat kita blm dapat menganalisa kekuatan dan kelemahan atlit kita dgn atlit dari daerah lain..

  2. Maluku sangat banyak bakat olah ragawan cuma dalam pembinaan masih sangat minim contoh Chelsea Corputtty bisa bersaing dengan atlet pplatnas olimpyade. Sepak bola .Tiinju . Atletik banyak bibit muda yg bagus. Sekarang tergantuung Koni Maluku ada niat ga untuk memajukan olah raga Maluku SALAM OLAH RAGA

Komentar ditutup.