Mukti – Idris “Goreng” Isu Anak Adat

Abdul Mukti Keliobas-Idris Rumalutur, sebelumnya mengklaim punya basis riil di kampung-kampung. Anehnya, pasangan calon Bupati-Wakil bupati SBT dengan jargon ADIL ini, justru kini gencar meniup isu anak adat.

BULA, SPEKTURM – Hembusan isu anak adat itu ditiup oleh Mukti-Idris, setelah dua pasangan calon bupati-wakil Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri – Arobi Kelian, serta Rohani Vanath – Muhammad Ramli Mahu, berkampanye di sejumlah desa di 15 kecamatan yang ada di bumi Ita Wotu Nusa itu.

Tampak kampanye Paslon FAHAM dan NINA RAMAH telah mengganggu konsenterasi Paslon ADIL. Mukti -Idris tampak kebakaran jenggot, dan gencaar menggoreng isu anak adat.
Tiupan isu ini ‘dimainkan’ Mukti-Idris dengan tujuan agar masyarakat SBT bisa memilih mereka pada 9 Desember nanti.

Akrobat politik yang ditunjukan paslon ADIL ini dinilai adalah langkah ketakutan dan kebakaran jenggot, sebab elektabilitas mereka kian menurun.

“Isu anak adat itu dihembuskan Mukti-Idris guna menghadang dua pasangan calon Bupati-wakil Bupati yakni Fachri Husni Alkatiri-Arobi Kelian (FAHAM), dan Rohani Vanath-Muhammad Ramli Mahu (NINA RAMAH),” ucap Aly, salah satu Tokoh Masyarakat dari Dapil III, kepada Spektrum di Bula, kemarin.

Bahkan untuk menangkis gerakan Fachri-Arobi serta Rohani-Mahu, paslon ADIL dan tim suksesnya juga tak segan melakukan berbagai cara. Belakangan ini, Mukti – Idris tampak emosi. Apalagi Rohani Vanath – Ramli Mahu menerobos masuk ke desa Llili dan desa-desa lainnya di kecamatan Wakate yang mana sebeumnya diklaim adalah basis riil Mukti.

“Harus diakui, kerja tim paslon Nina-Ramah cukup maksimal di lapangan. Desa Llili ini basis Mukti Keliobas, tapi antusias masyarakat luar biasa saat menjemput Nina-Ramah. Mereka berhasil bongkar basis Mukti,” ungkap Aly.

Baca Juga: Mukti Hina Diri Sendiri

Aly menilai, Negeri Amarsekaru yang dianggap sebagai basis ideologi Mukti Keliobas selama ini, juga sekrang terganggu. Sebab, kata dia, pasangan yang maju melalui jalur perseorangan menawarkan pemekaran desa, isu ini seperti magnet yang menarik masyaraat di negeri tersebut untuk memilih Nina-Ramah.

Baca Juga: Camat Abaikan Aturan Dukung Mukti

“Kelebihan Nina-Ramah adalah menjual isu pemekaran desa. Masyarakat Amarsekaru dan kampung-kampung tetangga menginginkan pemekaran, peluang ini mereka jemput,” kata Aly.

Apalagi, Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Fachri Husni Alkatiri – Arobi Kelian punya simpul-simpul di petuanan Negeri Amarsekaru, mennurut Aly, hal ini sangat mengganggu dan membuat basis Mukti – Idris di dapil III, secara jelas telah jebol.

“Masyarakat di petuanan Amarsekaru itu juga bersimpati dengan pasangan Fachri-Arobi. Mereka punya program yang menurut masyarakat memang pro rakyat, tentuny menjadi kebutuhan masyarakat di kabupaten SBT termasuk Amarsekaru,” jelas Aly.

Bukan hanya isu anak adat, sebelumnya Mukti juga tak segan-segan menebar intimidasi atau ancaman terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab SBT, saat berkampanye di daerah tersebut.

Baca Juga: Oknum ASN SBT Main untuk ADIL

Ancaman terhadap para ASN itu dilontarkan Mukti, bila tidak bekerja untuk memenangkabn pasangan ADIL pada 9 desember 2020, maka Mukti akan melakukan perombakan besar-besaran. Ancaman itu juga dilontarkan oleh tim pemenangan Pasalon Mukti – Idris.

“Jadi antua (Mukti) cuti bukan antua berhenti dari bupati. Tidak. Tanggal 5 Desember beliau masuk kantor. Jadi antua pung bawahan-bawahan mau bagara, bagara sudah. Beta bisik par antua, beta bilang injak,” ungkap Ridwan Tatakora, Tim Pemenangan Paslon Mukti-Idris, beberapa waktu lalu. (TIM)