KMP Bahtera Nusantara 02 Geliatkan Dunia Usaha di Pulau Banda

AMBON, SPEKTRUM – KMP Bahtera Nusantara 02 menjawab kebutuhan transportasi bagi pelaku usaha di Kecamatan Pulau Banda.
Hal ini terungkap saat dialog antara Pemerintah Provinsi Maluku, Perumda Panca Karya serta tokoh masyarakat dan pelaku usaha di Pulau Banda.
Sekretaris Kecamatan Pulau Banda, Rusdy Zaimin menegaskan, masyarakat Pulau Banda mendukung dan mengapresiasi upaya Pemda Maluku, dengan keberadaan KMP Bahtera Nusantara 02.
“Kendala di Banda hanya transportasi. Kami berharap dengan adanya lintasan yang dilayari kapal ini maka bisa membangkitkan sektor perdagangan, pariwisata dan juga kesehatan. Sebab, jika ada orang sakit maka dibutuhkan biaya tinggi itu kalau cuaca tenang,” katanya.
Menurut Zaimin, ada banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Banda, namun terkendala transportasi lantaran jadwal dan frekuensi kapal fari dan ke Banda,” katanya.
Selain itu, untuk mengangkut hasil perikanan, perkebunan dan lainnya yang harus dibawa ke Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah.
“Dengan kondisi seperti ini, maka harga muat sangat tinggi,” terangnya.
Zaimiin meminta agar pengelola KMP Bahtera Nusantara 02 busa menetapkan jadwal dengan berkoordinasi dengan PT Pelni.
“Minimal ada kapal tiap minggu. Berharap Perumda Panca Karya akan melihat hal ini,” harapnya.
Sementara itu , Rafael Pedro, warga Spanyol yang telah delapan tahun menetap di Banda sebagai instruktur senam mengeluhkan tidak adanya jadwal transportasi tetap sehingga banyak tamu yang membatalkan kunjungannya di Pulau Banda.
“Kami sudah kontak dan telah disrpakati kunjungannya, namun terpaksa dibatalkan lantaran jadwal transportasi yang tidak jelas. Ini masalah bagi pelaku usaha pariwisata,” katanya.
Hal senada juga dikeluhkan pelaku usaha perhotelan, Cesar Riupassa.
Menurutnya, jadwal dan frekuensi kapal harus diperbaiki, sebab, pihaknya bisa mendatangkan 40-50 orang ke Banda, tapi akibat keterbatasan transportasi maka hanya 15-20 wisatawan per bulan. “Dan ini juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di sini,” katanya.
Dalam dialog tersebut, keluhan masyarakat dan pelaku usaha terfokus pada frekuensi kunjungan kapal dan jadwal kapal yang tidak teratur.
Asisten III Setda Maluku, Ismail Usemahu saat berdialog, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat karena Maluku dipercayakan mengelola kapal berbobot 1800 GT yang pengelolaannya diserahkan ke Perumda Panca Karya.
“Dengan mengoperasikan KMP Bahtera Nusantara 02 maka bisa menjawab konektivitas antar pulau karena ada trans Maluku dan tol laut,” katanya.
Terkait jadwal transportasi pasti akan terjawab dengan kehadiran KMP Bahtera Nusantara 02.
“Dengan adanya kapal penyeberangan ini maka potensi alam bisa dikelola dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat Maluku khususnya di Pulau Banda bisa meningkat,” terangnya.
Sedangkan Dirut Perumda Panca Karya, Rusdy Ambon menjelaskan KMP Bahtera Nusantara 02 disubsidi dengan demikian masih terikat.
“Surat Keputusan Menteri Perhubungan, dalam dua bulan kapal ini hanya delapan kali berlayar atau satu bulan dua kal,” jelas Rusdy.
Namun, lanjut Rusdy, pada 2021 jadwal akan ditetapkan dan pihaknya akan bersinergi dengan PT Pelni agar jadwal KMP Bahtera Nusantara tidak bersamaan dengan jadwal kapal milik PT Pelni.
“Pada ta gagal 12 November kita ada di Banda hingga 16 November kemudian kapal akan stay di Ambon hingga Desember 2020,” katanya.
Untuk diketahui, pelayaran perdana KMP Bahtera Nusantara 02 dari Ambon menuju Banda -Tual. Kapal dengan bobot 1800 GT itu, lepas jangkar dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon pukul 22,45 Wit dan tiba di Pelabuhan Banda Naira pukul 10.00 Wit.
Sejumlah prosesi adat dilakukan Pemerintah Kecamatan Pulau Banda menyambut kapal tersebut.
Direktur Utama Perumda Panca Karya, Rusdy Ambon didampingi Asisten III Setda Maluku, Ismail Usemahu disambut tari-tarian adat serta tabuhan Totobuang.
Keduanya menerima maket peta Pulau Banda serta buku tentang History Pulau Banda. (S-16)