Musim penghujan mengakibatkan sejumlah ruas jalan dan jembatan di wilayah Pulau Seram rusak parah. Akses transportasi darat penghubung kabupaten Seram Bagian Barat dengan Maluku Tengah dan kabupaten Seram Bagian Timur, menjadi lumpuh.
AMBON, SPEKTRUM – Pantauan Spektrum, kerusakan terjadi di sejumlah titik ruas jalan dan jembatan di Pulau Seram. Antara lain ruas jalan Piru-Kairatu-Waisalan-Latu-Liang. Longsor pun terjadi di badan jalan pada ruas Sp.Eti-Kairatu KM 17+175.
Kerusakan Gorong-Gorong Wai Leey KM 80+175. Kerusakan Jembatan Darurat Wai Kaka. Gerusan Badan Jalan Ruas Latu-Liang KM 105+425 Kerusakan jalan dan jembatan pada ruas Tamilouw-Haya-Tehoru-Laimu-Werinama.
Longsor juga terjadi pada ruas Tehoru -Laimu STA 1+500. Terjadinya endapan material sirtu dan aliran air pada badan jalan ruas Tehoru -Laimu STA 41+300. Kerusakan oprit jembatan nampak di Jembatan Wai Putih Jembatan Wai Sianaman, Jembatan Wai Makariki, Jembatan Wai Suhu, Jembatan Wai Kao/Sinanlole.
Menyikapi sejumlah kerusakan jalan dan jembatan tersebut, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XVI Maluku-Maluku Utara, Jhon Damanik yang dihubungi Spektrum menjelaskan, ruas jalan menuju Tehoru-Laimu-Werinama telah dibenahi.
“Ruas jalan menuju Tehoru-Werinama yang rusak telah dibenahi, ada juga yang tergerus itupun telah dibenahi,” jelasnya.
Yang agak berat kata Damanik adalah Jembatan Wai Kaka karena saat ini masih hujan dan banjir. “Penanganan Wai Kaka seharusnya dananya telah ada tahun ini, tapi kita belum berani bongkar jembatan utama karena jembatan darurat hanyut terbawa banjir,” katanya.
Untuk itu pihaknya akan membangun jembatan darurat terlebih dulu, setelah itu baru membangun jembatan utama, Wai Kaka.
Sebenarnya tambah Damanik, tahun ini pihaknya berencana membangun jembatan utama Wai Kaka, lantaran dananya telah ada sebesar Rp 21 miliar. “Ini dana gabungan ada buat jalan ada juga buat jembatan,” tandasnya.
Sementara untuk penanganan ruas jalan lain yang mengalami kerusakan, Damanik menjelaskan jika penanganan darurat hanya menggunakan secara pemeliharaan.
“Karena dana kita juga banyak dipotong untuk penanganan pandemi Covid-19, apa yang bisa kita lakukan saja untuk fungsional jalan ini,” tambahnya.
Penanganan yang dilakukan misalnya ruas jalan yang tergerus ditimbun. “Tidak ada yang bisa kita lakukan sempurna, karena dananya tidak ada,” tegasnya.
Namun, Damanik memastikan pihaknya akan berbuat maksimal karena itu bertanggungjawab BPJN Wilayah XVI Maluku-Maluku Utara.
“Tapi kalau musim hujan seperti ini kami tidak bisa berbuat apa-apa, tolong sampaikan kepada masyarakat, kita harus menunggu airnya surut dulu baru kita bisa mulai pekerjaan,” jelasnya.
Dikatakan, khusus untuk jembatan Wai Kaka, jika airnya telah surut maka akan dibenahi jembatan darurat setelah itu akan dibongkar jembatan utama. “Kita tetap standby, kalau Balai Jalan tidak perlu diragukan,” katanya.
DPRD, BPJN – BWS Bahas Penanganan Darurat
Dikhawatirkan dengan ambruknya sejumlah ruas jalan dan jembatan di Pulau Seram itu, akan menghambat distribusi kebutuhan bahan pokok kepada masyarakat di tiga kabupaten (Seram Bagian Barat, Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur), di masa wabah Covid-19 ini.
Karena itu, Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Selasa (30/06/2020), mengundang pihak Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Nasional XVI Maluku dan Balai Wilayah Sungai Maluku, guna mengambil langkah strategis untuk penanganan secara darurat.
Ketua Komisi C DPRD Maluku Anos Yeremias menegaskan, kejadian ini cukup memprihatinkan karena pendistribusian kebutuhan pokok maupun akses transportasi darat dan masyarakat di tiga kabupaten itu pasti terganggu.
“Di Pulau Seram ada tiga kabupaten yakni SBB, Malteng dan SBT. Olehnya itu untuk memastikan distribusi kebutuhan pokok tersedia atau tidak, akibat dari terputusnya beberapa ruas jalan maupun jembatan di Pulau Seram, kami mengundang Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Nasional XVI Maluku dan Maluku Utara serta Balai Wilayah Sungai, untuk membicarakan langkah-langkah penanganan darurat,” jelas Anos Yeremias kepada wartawan usai rapat di ruang komisi pada kantor DPRD Maluku, Karang Panjang Ambon, Selasa (30/06/2020).
Dalam rapat tersebut, kata Yeremias, pihak Balai Pelaksana Jalan Nasionaldan BWS Maluku sudah mempresentasikan kerusakan pada ruas jalan Piru-Kairatu, Waisela-Latu-Liang.
“Saat ini sementara dilakukan penanganan darurat. Begitupun kerusakan pada ruas jalan Tamilow-Haya, Tehoru-Laimu-Werinama,” katanya.
Untuk memastikan hak itu, kata dia, Komisi III juga akan turun lapangan dan melihat seluruh ruas jalan yang rusak.
“Itulah sebabnya rapat ini sudah kita sepakati untuk on the spot pada besok hari. Dan kalau memungkinkan kita akan tinjau Waitala di Loki Kabupaten SBB juga,” imbuh Yeremias.
Sementara itu PPK Ruas Jalan Piru, Tontje Leuwol menjelaskan, untuk jembatan Waitala antisipasinya telah dilakukan penimbunan di area jalan yang rusak.
Ia mengaku, pihaknya akan menangani kerusakan tersebut agar akses lalulintas bisa lancar. Minimal mobil yang kecil dapat melewati jembatan Waikaka yang lama. Untuk kendaraan besar di atas 5 ton, sementara ini belum bisa melintasi jalur tersebut.
“Saat ini kita fungsikan jembatan Waikaka yang lama, sambil menunggu pembangunan jembatan darurat yang baru kita gunakan dan kita bangun jembatan Waikaka lagi,” kata Leuwol. (S-16/MG-07)