Kapolda Janji Tindak Tegas Oknum Penyebar Ujaran Provokatif
AMBON, SPEKTRUM – Ujaran provokatif yang disebarkan Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Pelauw (IPPMAP) dan disebarkan melalui media sosial, isinya mengajak warga Negeri Pelauw menolak pulangnya warga Kariu ke negeri asal mereka.
Ujaran provokatif tersebut akhirnya disikapi Kapolda Maluku, Irjen (Pol) Lotharia Latief.
Kapolda menghimbau masyarakat agar jangan lagi ada statemen provokatif yang tidak ingin tercapainya perdamaian. Ia tidak akan segan untuk menindak secara tegas.
“Dan bila ada yang tetap memaksakan kehendak dengan cara-cara provokatif dan mengganggu perdamaian yang sudah kita bangun bersama, saya tindak tegas sesuai aturan hukum,” tegasnya.
Kapolda menegaskan, pihaknya sementara mengkaji himbauan provokatif tersebut.
“Kita sedang kaji himbauan yang disampaikan ke medsos tersebut, memenuhi unsur sengaja menyebarkan informasi yang menimbulkan kebencian atau permusuhan antara individu atau kelompok atau tidak, kalau terpenuhi unsurnya, saya pastikan akan panggil dan proses hukum yang bersangkutan,” tegasnya.
Kapolda menyayangkan statemen dan himbauan-himbauan provokatif yang dilayangkan, padahal, yang bersangkutan tidak berada di Maluku.
“Kami minta agar dapat menghormati Raja Pelauw dan orang-orang tuamu, jangan ada lagi oknum yang buat statemen provokatif lagi, statemen-statemen kontra produktif dalam masalah tersebut,” kata Kapolda.
Kapolda mengajak siapapun yang tidak puas dengan pelaksanaan rekonsiliasi perdamaian agar sebaiknya datang dan berdialog dengan pemerintah.
“Sebaiknya datang dan dialog dengan pemerintah, jangan hanya menolak tanpa tahu perkembangan penanganan masalah tersebut,” ungkapnya.
Pemerintah, kata Kapolda, telah melakukan proses rekonsiliasi perdamaian sudah cukup lama. Sejak bulan Februari 2022 proses perdamaian telah dilaksanakan bahkan sampai dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Indonesia, Moeldoko.
“Pemerintah sudah berproses cukup lama sejak bulan Februari bahkan sampai dipimpin langsung oleh KSP, Moeldoko sehingga masalah ini juga sudah menjadi atensi pemerintah pusat,” jelasnya.
Kapolda mengajak bila masih ada persoalan yang perlu diselesaikan agar datang dan sampaikan, sehingga bisa diselesaikan secara bersama.
“Kalau masih ada mungkin yang perlu diselesaikan silahkan datang kita dialog yang baik sehingga ada langkah kondusif, tapi bukan dengan mengatakan menolak dan mendorong demo besar-besaran,” ajaknya.
Menurut Kapolda, Pemerintah, TNI dan Polri dalam melaksanakan proses rekonsiliasi perdamaian sejak awal sudah melibatkan semua komponen masyarakat.
“Kami sangat menghormati Bapak Raja Pelauw dalam mengatasi persoalan ini, dan bapak Raja Pelauw benar-benar memberikan contoh dan keteladanan yang sangat baik untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian di Pelauw dan Kariu,” ungkapnya.
“Hormati Raja dan orang-orang tuamu, kalau beliau saja tidak kalian hormati dan hargai dengan statemen-statemen yang bertentangan dengan semangat perdamaian yang telah beliau sampaikan dan disaksikan oleh Pemerintah dan semua pihak, dimana lagi rasa penghormatan dan nurani sebagai sosok ketua pemuda,” tambah Kapolda.
Kapolda secara pribadi mengaku sangat menghormati Raja Pelauw. Dengan kebesaran hati dan keikhlasan beliau yang ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan baik, bermartabat dan berkeadilan untuk kebaikan semuanya. (MG-16)