GMNI : Intelijen Tidak Bertaring

AMBON, SPEKTRUM- Penembak misterius (Petrus) beraksi di hutan Negeri Hulaliu Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah, Senin (14/02/2022) pukul 13.30 wit. Akibatnya, Jonas Izaac (JI) meninggal dunia terkena peluru sang ‘Petrus’.
Menyikapi peristiwa tersebut, Ketua DPC GMNI Ambon, Adi Suherman Tebwaiyanan kepada Spektrum menegaskan jika gangguan keamanan di Pulau Haruku akibat lambannya penanganan oleh TNI/Polri.
“Perlu ada langkah-langkah solutif dari TNI/Polri, agar gangguan ini tidak berdampak panjang dan merembet menjadi bola salju atau menimbulkan hal negatif nantinya,” kata Tebwaiyanan.
Untuk itu, pihaknya meminta TNI Polri segera lakukan kroscek kebenaran adanya penembakan dan harus menemukan pelaku penembakan agar tidak menimbulkan spekulasi buruk soal itu.
“Jika langkah pengamanan tidak diambil TNI/Polri maka hal ini bisa berimbas ke mana-mana. Asumsi public akan condong ke hal-hal yang sifatnya negatif,” katanya.
Menurutnya, konflik antar desa di Maluku sudah sering terjadi dan GMNI melihat hal ini terjadi lantaran Polri lamban menyikapi masalah seperti ini.
“Bahkan, bisa dibilang intelijen polisi ataupun TNI tidak memiliki taring untuk mengeksekusi sumber masalah,” tegasnya.
Untuk itu masyarakat dihimbau untuk bisa menahan diri tidak muda terprovokasi khususnya masyakat Pulau Haruku dengan berita hoax atau berita yang dimanfaatkan pihak ketiga yang bertujuan menganggu kestabilan kerukunan hidup bermasyarakat di Maluku.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes M. Rum Ohoirat kepada wartawan menjelaskan kronologis kejadian, bahwa saat itu ada beberapa warga asal Negeri Hulaliu yang berada di hutan.
Tidak berselang lama, tiba-tiba terdengar tembakan dan salah satu diantara mereka yakni JI terluka dan meninggal dunia.
Akibat kejadian tersebut terjadi konsentrasi massa di Negeri Hulaliu karena sebelumnya ada informasi jika dua negeri bertetangga itu ada masalah.
“Saat ini korban telah dievakuasi ke Puskesmas untuk dilihat luka-lukanya,” kata Rum.
Personil polisi telah berada di lokasi sekitar dua peleton dari Brimob dan Sabhara.
“Untuk itu kami berharap masyarakat jangan terprovokasi tetap jaga keamanan karena belum diketahui sumber penembakan, masyarakat diminta jangan terprovokasi,” katanya.
Pihaknya berharap, agar masyarakat menahan diri dan tidak terprovokasi, jaga keamanan dan ketertiban.
Soal pemicuh adanya tembakan tersebut, Rum mengaku belum mengetahuinya. “Saat ini Reskrimum telah berada di TKP, personil polisi dipimpin Wadanyon termasuk Kapolsek juga telah berada di TKP,” jelasnya.
Soal jenis peluru yang digunakan Rum juga mengaku belum mengetahuinya, karena saat ini situasi masih panas jadi belum diketahui peluru kaliber atau senjata yang digunakan.
Guna meningkatkan pengamanan di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, siang tadi, Senin (14/2/2022), satu Detasemen Anti Anarkis (AA) Satuan Brimob Polda Maluku dikerahkan.
Pergeseran pasukan gabungan Gegana, Staf dan Batalyon A Sat Brimob Polda Maluku kurang lebih 30 personil untuk membantu memback up Polsek Pulau Haruku dan personil yang sudah berada di Haruku, pasca konflik Ori Negeri Pelauw dan Kariu Kecamatan Pualu Haruku Beberapa Waktu lalu.
Pelepasan personil Brimob ini dilakukan langsung oleh Dansat Brimob Polda Maluku Kombes Pol M Guntur yang diawali dengan apel di Dermaga Tulehu.
“Saat ini pasukan sudah saya tambahkan untuk perkuat dan cegah adanya kemungkinan balasan-balasan dari pihak-pihak tertentu,” kata Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif kepada wartawan, Senin, (14/02/2022)
Dansat Brimob Polda Maluku Kombes Pol M Guntur dalam arahannya menegaskan, agar personil menjaga keselamatan dan kesehatan.
“Jaga keselamatan dan kesehatan anggota. Tugas utama adalah mencegah agar situasi tidak berkembang. Ingatkan kepada masyarakat agar tidak upaya saling balas karena kalau itu yang terjadi maka masalah tidak akan pernah selesai jadi percayakan bahwa aparat hadir/Negara hadir untuk selesaikan masalah,”pungkasnya. (tim)