AMBON, SPEKTRUM – Gejolak keamanan kembali terjadi di Kota Tual tepatnya perkelahian antar kelompok pemuda Banda Elly dan Kompleks Yarler, Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual, Selasa (31/01/2023).
Pantauan Spektrum, peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 22.30 WIT aksi diawali penyerangan dari warga kompleks Banda Elly terhadap warga Yarler dengan menggunakan batu dan alat tajam.
Awalnya, pukul 22.00 WIT, di kompleks Banda Ely salah satu warga, yakni Sanja Borut duduk di depan kios sembako tepatnya di jalan kompleks Banda Ely.
Tiba – tiba panah menggunakan anak busur panah jenis panah Waer yang dilepas OTK tertancap di leher Sanja Borut. Kaget dan kesakitan, korban berteriak meminta bantuan warga di sekitarnya.
Tak berselang lama, terjadi konsentrasi massa di kompleks Banda Ely yang diakibatkan oleh kejadian yang dialami Sanja Borut dengan tujuan mau mencari pelaku yang melakukan aksi tersebut. Hingga sekira pukul. 22.30 WIT, melakukan perjalanan menuju kompleks Yarler guna melakukan upaya balas dendam.
Tak lama kemudian, masa Banda Ely tiba di kompleks Yarler dan spontan melakukan pengrusakan serta pembakaran terhadap beberapa rumah warga.
Kejadian tersebut berlangsung cepat, dan tak berselang lama, personil gabungan Polres Tual dan Polsek Dullah Selatan dipimpin Kabag Ops Polres Tual Kompol A. Rengur lakukan upaya antisipasi pergerakan masa dengan menembakan gas Air Mata (Flasbool) kearah massa, yang sementara melakukan aksi pengrusakan dan pembakaran.
Waka Polres Tual, Kompol Teddy, lalu mengarahkan personil Polres Tual dan Mobil Tambora untuk menyisir sisa warga Banda Ely yang masih berada di sekitar kompleks Yarler.
Kemudian, personil Brimob Yon C Pelopor yang dipimpin oleh Danki IPTU A. Wokanubun tiba di lokasi kejadian dan langsung lakukan pengamanan kejadian.
Namun, tidak berselang lama, terjadinya aksi saling serang antar warga Banda Ely dan warga gabungan seputaran Un yang berlokasi di sepanjang ruas jalan raya depan Kantor Wali Kota Tual hingga depan Kantor Diknas Kota Tual.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes (Pol). M. Roem Ohoirat kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (01/02/2023) menjelaskan jika kasus di Tual memiliki keterkaitan dengan kasus tanggal 28 Januari 2023.
Saat itu, kata Ohoirat, ada sekelompok orang yang telah mengkonsumsi minuman keras makan dan minum di tempat penjualan, setelah selesai makan mereka langsung pergi dan tidak membayar.
“Bukan itu saja, para pemuda tersebut juga memukul penjual. Penjual tersebut tidak terima, maka terjadi permasalahan di situ,” kata Ohoirat.
Untuk kasus tersebut lanjut Ohoirat, Polres Tual telah menangkap tujuh pemuda dan ditetapkan sebagai tersangka.
“Mereka inj merupakan otak utama,” kata Ohoirat.
Kemudian, pada 31 Januari 2023, tamnah Ohoirat, sekitar pukul 22.00 wit. ada satu warga yang kebetulan kena panah akibat kena panah ini kemudian memprovokasi kelompok keluarga lainnya kemudian melakukan penyerangan ke satu kelompok lainnya sehingga terjadi sampai dengan tadi pagi itu masi terjadi saling serang.
“Namun, saat ini situasi sudah kondusif, aparat yang turun ke TKP ada dari darat, laut, juga ada bantuan dari udara termasuk Brimob dari Elat, sebagian telah didorong ke Kota Tual,” kata Ohirat.
Ohoirat juga menjelaskan, akibat bentrok tersebut ada korban yang mengalami luka-luka diantaranya korban luka dari polri ada 3 orang dan korban luka dari masyarakat ada 10 orang.
“Saat ini situasi sudah kondusif, Polda Maluku menghimbau untuk masyarakat yang ada disana menahan diri, tidak terprovokasi, agar kasus ini tidak membesar biarlah diberikan kepada aparat yang ada disana untuk menindak pihak-pihak yang terlibat,” harapnya.
Ohoirat juga mengingatkan agar warga tidak mudah terprovokasi dibawah ke kelompok desa, suku, apalagi agama.
“Ini sekali lagi kami menghimbau kepada masyarakat apalagi masyarakat Tual, masyarakat Kei itu dikenal sebagai masyarakat yang beradat, kental dengan adat istiadat hukum Narfulngabal, mari katong jadikan pesan-pesan orang tua sebagai pandangan hidup, tidak muda terprovokasi,” katanya. (MG-16)