AMBON, SPEKTRUM – Sejak 8 Oktober 2018 renovasi perluasan Bandara Pattimura, dikerjakan dua kontraktor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Yodya Karya (Persero), dan PT Amarta Karya (Persero). Namun hingga saat ini tak kunjung tuntas.
Pekerjaan perluasan bandara Pattimura yang diyakini menelan dana Rp. 70 Miliar masih berjalan lamban. Sejumlah persoalan muncul mulai dari ketersediaan bahan baku yang lamban hingga masalah upah tenaga kerja.
Dua kontraktor BUMN yang mengerjakan renovasi Bandara Pattimura, masing-masing PT Yodya Karya dan PT Amarta Karya, dianggap tidak becus menangani mega proyek ini.
Dari pantauan Spektrum di Bandara Pattimura, proses pekerjaan hingga kini masih dilakukan, bahkan belum ada tanda-tanda pekerjaan itu akan rampung dalam waktu dekat. Bahkan santer disebut, kedua perusahan itu telah dipinalti oleh pihak Angkasa Pura karena molornya pekerjaan.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Pattimura Ambon Amirudin Florensius, ketika dihubungi Spektrum melalui sambungan telepon genggam Senin (27/4) mengakui keterlambatan penyelesaian renovasi Bandara Pattimura ini.
“Karena ini kondisi kahar, kondisi ini ada mekanisme yang dilakukan kantor pusat,” katanya.
Menyinggung waktu pelaksanaan yang mestinya selesai Bulan Desember 2019 kemarin, Amirudin berdalih dilakukan perpanjangan kepada kedua kontraktor tersebut karena persoalan materian dari Cina.
“Ini harus dipahami dan ini secara internal perusahaan kami telah ditangani, tetap ada sanksi,” tukasnya.
Namun Amirudin menolak menyebutkan nilai proyek Renovasi Bandara Pattimura tersebut, yang menurut sumber Spektrum lebih dari Rp.70 Miliar.
“Soal nilai proyek tidak bisa disebutkan karena menjadi rahasia perusahaan,” kata dia, padahal Amirudin lupa anggaran proyek wajib dibuka kepada publik melalui papan nama proyek.
Janji Tuntas 2019
Padahal sebelumnya di Bulan September 2019, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Pattimura Ambon Amirudin Florensius, kepada media mengaku Renovasi Bandara Pattimura Ambon, Maluku telah mencapai 70 persen dan dijanjikan rampung pada akhir 2019.
“Saat ini pembangunan mencapai 70 persen,harapannya bisa rampung tahun ini,” katanya di Ambon, Jumat 20 September 2018, seperti dikutip dari Antaranews.com.
Dikatakan Amirudin, proyek perbaikan dan perluasan terminal Bandara Internasional Pattimura dilaksanakan dalam rangka menambah kapasitas terminal karena jumlah penumpang sudah melampaui daya dukung.
“Kami targetkan setelah proses renovasi rampung, kapasitas bandara akan mampu menampung hingga 1.5 juta penumpang, sehingga kenyamanan penumpang lebih baik lagi ,” ujarnya.
Selain itu kata Amiruddin pihaknya juga akan menambah fasilitas di terminal yakni satu unit garbarata serta gate sehingga menjadi lima gate.
Luas bangunan terminal semula sekitar 10.000 m2 akan menjadi kurang lebih 16.000 meter2. Selain itu ada penambahan 60 ruang usaha baru menjadi 90 ruang usaha, dan penambahan satu ruang tunggu atau gate yang dilengkapi garbarata.
Ia menjelaskan, beautifikasi dan perluasan bandara untuk mempertegas bahwa Bandar Udara Internasional Pattimura merupakan leisure airport atau bandara wisata.
“Status internasional yang melekat pada bandara juga ingin kami tonjolkan. Saat ini dari sisi fasilitas kami sudah penuhi standar minimal untuk predikat internasional. Sekarang dari sisi tampilan dan infrastruktur pelayanan juga akan kami buat semakin representatif untuk menyandang predikat tersebut,” katanya.
Ditambahkan Amiruddin, jumlah penumpang yang berangkat dan datang di bandara fluktuatif dan mulai meningkat di kisaran 1.500 untuk penumpang berangkat, total 3.500 per hari datang dan berangkat.
“Peningkatan ini karena Bandara Pattimura merupakan bandara transit ke kabupaten dan kota di Maluku,” katanya saat itu. (TIM)