Diduga Kepala KPH SBB ‘Rampok’ 1.119 Anakan Gaharu

Ilustrasi, anakan pohon gaharu

PIRU, SPEKTRUM – Diduga kuat Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Ny. Lenny Syaranamual telah mengambil anakan pohon Gaharu sebanyak 1.119 anakan dari kebun pembibitan milik UPTD KPH SBB.

Ulah Syaranamual terendus setelah salah satu LSM yaqng bergerak di bidang perkebunan rakyat menghubungi penjaga kebun pembibitan UPTD KPH SBB guna meminta anakan Gaharu yang akan diberikan kepada warga pemilik lahan untuk dibudidayakan.

Sayangnya, jawaban yang diperoleh Raisyah salah satu pengurus LSM Sayap Kita cukup mengagetkan. Penjaga kebun yang disapa Bongso mengatakan jika anakan Gaharu ttelah habis.

“Saat kami menghubungi penjaga kebun, yang bersangkutan menjelaskan jika anakan Gaharu telah habis dibagikan. Mungkin karena merasa sungkan, yang bersangkutan menolak untuk memberikan penjelasan pembagian anakan gaharu tersebut,” kata Raisyah kepada Spektrum di Piru, Minggu (28/05/2023).

Namun lanjut Raisyah, informasi yang berhasil dihimpun ternyata anakan Gaharu yang diperuntukan bagi masyarakat petani tersebut diambil Kepala UPT KPH untuk ditanam di lahan miliknya yang terletak di Desa Rumberu.

“Ada pengakuan warga Rumberu jika anakan Gaharu tersebut ditanam di lahan milik Ny. Lenny Syaranamual di desa itu,” kata Raisyah.

Sementara itu, penelusuran Spektrum, jumlah anakan pohon Gaharu yang diambil Kepala KPH SBB sebanyak 1.119 pohon. Anakan pohon Gaharu serta berbagai jenis tanaman pohon lainnya tersedia di perkebunan milik UPTD KPH SBB yang mestinya disalurkan kepada masyarakat luas untuk dibudidaya.

“Benar, Kepala KPH SBB memiliki lahan di sini seluas 3 hektar. Dan belum lama ini, ada beberapa orang yang bekerja untuk menanam anakan pohon Gaharu. Menurut penjelasan salah satu pekerja, jumlah yang ditanam sebanyak 1.119 anakan,” kata salah satu warga yang biasa disapa kaka bu kepada Spektrum.

Bukan itu saja, pemuda berkulit hitam ini menyebutkan jika pengambilan anakan Pohon Gaharu dari kebun pembibitan disertai drama. “Karena pada saat itu, penjaga kebun tidak berada di lokasi maka suami dari ibu Kepala KPH, langsung merusak gembok pagar dan masuk,” katanya.

Bahkan lanjut pria ini, pengambilan anakan pohon Gaharu tanpa disertai penandatanganan dokumen pengambilan atau penyerahan dari penjaga kebun.

“Biasanya, kalau mau mengambil anakan harus disertai penandatanganan dokumen tapi untuk pengambilan anakan Pohon Gaharu oleh ibu kepala hal itu tidak berlaku,” katanya tertawa.

Penjaga kebun pembibitan milik KPH SBB yang dihubungi Spektrum mengaku jika anakan pohon Gaharu telah habis dan hanya tersisa Rambutan Binjai, Pala, Cengkeh dan tanaman lainnya.

“Maaf kalau Gaharu telah habis, memang ada 1.119 anakan tapi telah habis diambil,” katanya tanpa mau mengakui siapa yang mengambil anakan pohon Gaharu tersebut.

Informasi yang beredar jika ada investor asal Negeri China yang akan berinvestasi di bidang perkebunan dengan membudidayakan pohon Gaharu. (HS-16)